Berita Bali

Update Suspek Meningitis Streptococus Suis di Bali, 38 Pasien Masih Dirawat di RS

Dinas Kesehatan Provinsi Bali, merilis laporan Kasus Suspek Meningitis Streptococus Suis (MSS) di Provinsi Bali dari Januari sampai dengan 24 April

ist/via Kompas.com
Ilustrasi - Update Suspek Meningitis Streptococus Suis di Bali, 38 Pasien Masih Dirawat di RS 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dinas Kesehatan Provinsi Bali, merilis laporan Kasus Suspek Meningitis Streptococus Suis (MSS) di Provinsi Bali dari Januari sampai dengan 24 April 2023 di Provinsi Bali. 


Jumlah kasus suspek Meningitis Streptococus Suis yang dirawat di RS dari Januari sampai dengan 24 April 2023 di Provinsi Bali sebanyak 38 kasus yang dirawat di Rumah Sakit Sanjiwani sebanyak 27 kasus, RS Negara 5 kasus, RS Prof Ngoerah 2 kasus dan RS Bali Mandara 4 Kasus. 

Baca juga: Gelar Rapat, GUPBI Bali Minta Meningitis Tak Langsung Dikaitkan dengan Babi

 “Upaya yang dilakukan adalah melakukan penyelidikan epidemiologi untuk memastikan kasus di lapangan, melihat hubungan epidemiologi kasus dan riwayat paparan faktor risiko (konsumsi olahan babi yang tidak dimasak sempurna), memastikan cara dan sumber penularan/infeksi serta melakukan upaya-upaya penanggulangan sementara,” kata, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali yakni I Nyoman Gede Anom. 


Selain itu upaya lainnya yakni meningkatkan surveilans untuk menemukan kasus secara dini dan melakukan pengobatan secapatnya untuk mencegah beratnya derajat infeksi komplikasi lanjut, memberikan KIE kepada masyarakat agar segera mencari pertolongan ke fasilitas pelayanan kesehatan bila merasakan gejala-gejala seperti kaku tengkuk, ruam, mual kadang muntah, sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sakit kepala, demam.

Baca juga: Sempat Dirawat Akibat Suspek Meningitis, Warga Sukawati Meninggal

Pendengaran berdengung atau terganggu pasca mengonsumsi olahan Babi. 


“Juga memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada penderita yang sedang dirawat."

"Melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan pengolahan makanan yang benar dimasak di atas suhu 80 derajat celcius, melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait Distan, DISKES, dan Tokoh Desa Dinas dan Desa adat untuk melakukan langkah-langkah lebih lanjut,” imbuhnya. 

Baca juga: Pasien Meningitis di Gianyar Capai 34 orang, 4 Orang Masih Opname di RSUD Sanjiwani

Dinkes juga melakukan pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosis.

Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan penyakit zoonosis dan Penyakit Infeksi Baru Tingkat Provinsi dan kabupaten kota.

Sementara itu, Meningitis penyebab dan jenisnya bermacam–macam seperti Meningistis virus, bakteri, jamur, parasite dan non infeksi.

Baca juga: Dinkes Badung Catat Dari Tahun 2023 Ada 3 Kasus Meningitis, Warga Diminta Makan Olahan Babi Matang

Khusus untuk memingitis bakteri penyebabnya juga ada beberapa macam seperti: Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae, dan Neisseria Meningitides.

Meningitis yang ramai diberitakan saat ini karena berhubungan dengan risiko komsumsi olahan babi yang tidak dimasak adalah Meningitis Streptococcus Suis (MSS).

Kondisi ini terjadi karena bakteri Streptococcus ditemukan di daging dan darah babi yang mentah dan bila itu dikonsumsi (karena olahan tersebut tidak dimasak sempurna; seperti pada lawar plek) akan menyebabkan terjadinya proses infeksi pada selaput otak dan sumsun tulang belakang. 

Baca juga: Jembrana Catat 5 Kasus Suspek Meningitis, Pemerintah Imbau Jaga Higienis Makanan


“Jadi tidak semua Meningitis tersebut disebabkan oleh konsumsi daging babi, perlu dilihat kasus per kasus dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan Laboratorium."

"Sebagai gambaran/contoh dari 27 kasus suspek MSS yang dirawat di RSUD Sanjiwani Gianyar hanya 2 yang terkonfirmasi POSITIF sebagai kasus Meningitis Streptococcus Suis (MSS),” tutupnya. (*) 

 

 

Berita lainnya Meningitis di Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved