Serba Serbi

Buda Cemeng Klawu Hari Ini, Jangan Menagih Utang Tribunners! Ini Daftar Rahinan Selama Mei 2023

Beberapa umat Hindu juga ada yang memaknainya, dengan menghaturkan banten di tempat penyimpanan uang maupun di uangnya.

Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Ilustrasi canang sari - Watugunung Runtuh adalah berkaitan dengan kisah kekalahan Watugunung oleh Bhatara Wisnu, karena sikapnya yang jahat dan angkuh. Kekalahan Watugunung ini dianggap sebagai kalahnya kebodohan pada diri manusia, dan menunggu hadirnya ilmu pengetahuan saat Saraswati.  Untuk itu, pada hari ini disebut dengan Kajeng Kliwon Pamelas Tali, atau pemutus hubungan buruk. Umat Hindu tentu saja diharapkan sadar akan makna filosofi kisah ini, serta dapat menghaturkan sesajen atau banten sebagai rasa sujud bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.  

Watugunung Runtuh adalah berkaitan dengan kisah kekalahan Watugunung oleh Bhatara Wisnu, karena sikapnya yang jahat dan angkuh.

Kekalahan Watugunung ini dianggap sebagai kalahnya kebodohan pada diri manusia, dan menunggu hadirnya ilmu pengetahuan saat Saraswati. 

Untuk itu, pada hari ini disebut dengan Kajeng Kliwon Pamelas Tali, atau pemutus hubungan buruk.

Umat Hindu tentu saja diharapkan sadar akan makna filosofi kisah ini, serta dapat menghaturkan sesajen atau banten sebagai rasa sujud bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Watugunung Runtuh adalah berkaitan dengan kisah kekalahan Watugunung oleh Bhatara Wisnu, karena sikapnya yang jahat dan angkuh.

Kekalahan Watugunung ini dianggap sebagai kalahnya kebodohan pada diri manusia, dan menunggu hadirnya ilmu pengetahuan saat Saraswati. 

Untuk itu, pada hari ini disebut dengan Kajeng Kliwon Pamelas Tali, atau pemutus hubungan buruk.

Umat Hindu tentu saja diharapkan sadar akan makna filosofi kisah ini, serta dapat menghaturkan sesajen atau banten sebagai rasa sujud bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 
Watugunung Runtuh adalah berkaitan dengan kisah kekalahan Watugunung oleh Bhatara Wisnu, karena sikapnya yang jahat dan angkuh. Kekalahan Watugunung ini dianggap sebagai kalahnya kebodohan pada diri manusia, dan menunggu hadirnya ilmu pengetahuan saat Saraswati.  Untuk itu, pada hari ini disebut dengan Kajeng Kliwon Pamelas Tali, atau pemutus hubungan buruk. Umat Hindu tentu saja diharapkan sadar akan makna filosofi kisah ini, serta dapat menghaturkan sesajen atau banten sebagai rasa sujud bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.  (TRIBUN BALI/ Wayan Eri Gunarta)

16 Mei 2023, Hari suci Mepaid-paidan

Masih berkaitan dengan kisah Watugunung Runtuh dan peperangannya dengan Dewa Wisnu. 

17 Mei 2023, Hari Suci Urip

18 Hari Suci Patetegan

19 Tilem Sasih Jiyestha

20 Hari Suci Saraswati

21 Hari Suci Banyu Pinaruh

22 Soma Robek

23 Sabuh Mas

24 Pagarwesi

29 Kajeng Kliwon Enyitan (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved