SAKRAL! Tarian Janger Maborbor Tampil Pada HUT Bangli, Penawar Ganasnya Wabah Tahun 1925

TRIBUN-BALI.COM - Tarian sakral Janger Maborbor, dipentaskan dalam acara hiburan serangkaian HUT Bangli ke-819, Jumat (12/5/2023).

Tarian sakral ini dibawakan krama Banjar Bukti, Desa Adat Metra, wilayah Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku.

Janger Maborbor adalah tarian sakral yang biasanya ditampilkan saat pujawali di pura Desa Adat Metra. Tari Janger Maborbor ditampilkan atas usulan masyarakat. Tarian ini juga sudah pernah dipentaskan pada HUT Bangli tahun sebelumnya.

Camat Tembuku, I Putu Sumardiana menjelaskan, keberadaan tarian Janger Maborbor bermula pada tahun 1925. Saat itu, di sasih kawulu, Bali dilanda gering gerubug (wabah) tidak henti-hentinya.

Baca juga: Beberapa Puskesmas Belum Representatif Layani Rawat Inap, Hasil Observasi Komisi III DPRD Klungkung

Baca juga: Blue Squad PAN Diisukan Bakal ke Bali, Sekretaris DPW PAN: Tingkatkan Semangat PAN di Pemilu 2024

"Tanaman pertanian terkena penyakit dan warga banyak yang meninggal. Hal tersebut melanda sampai di Desa Adat Metra tepat di Banjar Adat Bukti," demikian kisahnya.

Atas kondisi itu, Kelian Banjar Bukti bersama prajuru memohon penangkal gering gerubug tersebut. Hingga pada purnamaning sasih kawulu tahun 1925, ritual dilaksanakan di Pura Dukuh tempat berstana Ida Ratu Dukuh Sakti.

"Saat upacara berlangsung banyak masyarakat yang kesurupan dan mandi di atas api (tungku pasepan) yang sedang menyala. Namun meski mandi di atas api, warga tidak ada luka atau terbakar sedikitpun," sebutnya.

Sumardiana lanjut menceritakan, ada pawisik untuk menangkal gering gerubug druwen Ida Ratu Dukuh Sakti berupa Barong Macan agar dibuatkan pratima. Bahan pratima dipilih oleh krama yang kesurupan dan diiringi ngelawang nyatur desa setiap purnama, tilem dan kajeng kliwon.

"Kemudian bagi warga yang kesurupan selanjutnya menghimpun grup Janger Sanghyang. Setiap latihan atau pementasan agar dibuatkan api unggun tempat mandi bagi orang yang kesurupan," ucapnya.

Pemuda dan pemudi tergabung menjadi seka Janger Sanghyang dan lama-kelamaan grup kesenian ini diberi nama Janger Sanghyang Manik Geni. "Janger ini wajib dipentaskan setiap pujawali di Pura Dukuh tersebut," jelasnya.

Setiap orang sakit pada masa itu dimohonkan tamba selanjutnya diperciki tirta. Ia menceritakan, sekitar Pura Dukuh diyakini ada penghuni wong samar. Ada pawisik ihwal sebutan Ida Bagus, Ida Ayu ada pula sebutan Geria, maka setelah itu langsung dibuatkan palinggih.

"Setiap akan ngelawang dan janger pentas terlebih dulu mohon restu di sana. Dengan semua pawisik dipenuhi sehingga kerama banjar bukti bisa selamat dari malapetaka gering gerubug yang melanda," sebut Sumardiana.

Kelian Banjar Adat Metra, Desa Yangapi, Made Widana mengatakan, Janger Maborbor ditampilkan setiap pujawali di pura yang ada di wilayah Metra. Pada HUT Bangli kali tari ini ditampilkan. Demikian pula apabila ada acara di luar Bangli, boleh juga menampilkan Janger Maborbor.

Ia menekankan, makna tarian ini adalah untuk memohon keselamatan dan menghindarkan dari wabah. "Boleh ditampilkan meski tidak dilaksanakan pujawali, namun seluruh rangkaian/sarana upacara tetap dilakukan seperti ditampilkan saat pujawali seperti melaksanakan piuning," ungkapannya. (muhammad fredey mercury)