Advetorial

Dewan Bangli Minta Pemerintah Lebih Serius Tangani Rabies, Dinilai Ancam Habitat Anjing Kintamani

Tidak hanya mengancam habitatnya, virus rabies nyatanya juga membuat para breeder kesulitan memasarkan anjing Kintamani.

Mer
I Nengah Darsana bersama salah satu anjing kintamani miliknya 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Merebaknya kasus virus rabies menjadi ancaman bagi para pembudidaya (breeder) anjing Kintamani.

Tidak hanya mengancam habitatnya, virus rabies nyatanya juga membuat para breeder kesulitan memasarkan anjing Kintamani.

Hal tersebut diungkapkan DPRD Bangli I Nengah Darsana, belum lama ini.

Kata dia, rabies menjadi momok menakutkan bagi kebanyakan breeder.

Pasalnya, sampai saat ini pihak karantina masih melarang keluar masuknya anjing ke Bali.

Baca juga: HEBOH! Desta Ajukan Cerai Talak Natasha Rizki, Alasan Misterius Selubungi Penyebab Gugatan Cerai

Baca juga: Perebutan Kursi Anggota Bawaslu Bali Bertabur Penyelenggara Pemilu Aktif, 2 Incumbent Tarung Lagi!

I Nengah Darsana bersama salah satu anjing kintamani miliknya
I Nengah Darsana bersama salah satu anjing kintamani miliknya (Mer)

"Tentu dampaknya juga ke pembudidaya anjing Kintamani. Walaupun secara umum para breeder di Bangli sudah melakukan perawatan anjing-anjing Kintamaninya dengan benar. Salah satunya rutin memberi vaksin," jelasnya.

Oleh sebab itu, Darsana menilai pemerintah musti melakukan penanganan rabies di Bali dan Bangli khususnya, secara maksimal.

Sehingga kesehatan anjing Kintamani yang telah mendapatkan pengakuan dunia bisa lebih terjamin.

"Dengan adanya pembatasan itu, anjing Kintamani hanya dibolehkan ke luar saat ada pameran serta kepentingan penelitian. Karenanya, pemasaran anjing Kintamani ke luar daerah belum bisa maksimal dan nilai jualnya pun masih stagnan," ujarnya.

Disinggung soal harga, Darsana yang juga salah satu breeder anjing Kintamani ini mengatakan, untuk harga sesuai dengan kelasnya.

Menurutnya, untuk kelas lomba atau pameran, harga anjing Kintamani bisa menembus Rp 3 juta per ekornya.

Sementara untuk kelas pet atau anjing peliharaan, berkisar antara Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta per ekor.

Politisi partai Golkar ini berharap agar warga bisa lebih mencintai anjing Kintamani.

Sehingga anjing Kintamani yang telah diakui dunia bisa tetap lestari di habitatnya sendiri.

"Kita harap para breeder terus semangat untuk memuliabiakkan anjing Kintamani. Dengan demikian kualitasnya bisa terus ditingkatkan," ucapnya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved