Berita Denpasar

Prana Jadi Metode Pengobatan Baru di RSUD Wangaya, Gunakan Cakra Untuk Penyembuhan

Dokter Ida Bagus Buruan, M.Kes selaku Praktisi Prana mengatakan penyembuhan Prana ini bersifat integrasi tradisional.

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Yunia/Tribun Bali
 Dokter Ida Bagus Buruan selaku praktisi Prana Poliklinik Kesehatan Tradisional RSUD Wangaya saat melakukan Praktik Prana kepada masyarakat. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - RSUD Wangaya menghadirkan poliklinik baru, yaitu Poliklinik Kesehatan Tradisional Integrasi.

Poliklinik ini telah diresmikan secara langsung oleh Walikota Denpasar pada 27 Juli 2022.

Salah satu metodenya adalah dengan Prana, yaitu pengobatan dengan menggunakan energi kehidupan manusia.

Sumber utama penyembuhan ini berasal dari sinar matahari, udara, dan bumi.

Beberapa sumber energi Prana, juga berasal dari makanan dan juga tumbuh-tumbuhan segar.

Dokter Ida Bagus Buruan, M.Kes selaku Praktisi Prana mengatakan penyembuhan Prana ini bersifat integrasi tradisional.

Hampir semua penyakit yang dapat ditangani oleh metode medis, oleh dokter dapat pula ditangani dengan Prana.

Baca juga: Kesembuhan Berkat Shamanic Healer Dalam Kehidupan Masyarakat Modern, Yuk Simak Beritanya!

Baca juga: RENUNGAN MALAM, Ambisi Nafsu dan Amarah Bisa Berujung Delusi, Simak Penjelasan GMH

 Dokter Ida Bagus Buruan selaku praktisi Prana Poliklinik Kesehatan Tradisional RSUD Wangaya saat melakukan Praktik Prana kepada masyarakat.
 Dokter Ida Bagus Buruan selaku praktisi Prana Poliklinik Kesehatan Tradisional RSUD Wangaya saat melakukan Praktik Prana kepada masyarakat. (Yunia/Tribun Bali)

 

Prana ini bisa dilakukan oleh siapa saja, baik itu dokter atau perawat yang sudah memiliki sertifikat atau memiliki keahlian di bidang penyembuhan Prana.

“Kalau penyakit yang bisa disembuhkan apa saja bisa, mulai dari yang ringan, sedang, seperti demam, tapi utamanya adalah lansia karena lansia itu kan sudah mengalami penurunan fungsi organ.

Misalnya hipertensi kemudian rematik, kencing manis, dan juga ada juga yang demensia,” kata dr. Ida Bagus Buruan.

Lebih lanjut, dokter Bagus menjelaskan Prana bersifat sebagai pendukung pengobatan yang sudah tersedia atau dilakukan sebelumnya.

Prana memberikan terapi penyembuhan dalam bidang holistik yaitu lebih berfokus pada sumber penyakit.

Sesuai dengan kata kuncinya yaitu sumber energi dalam tubuh, maka Prana tidak akan lepas dari cakra.

“Terapi kita ini adalah lewat cakra kemudian dari cakra ini berkembang ke aura, jadi bagaimana orang orang sakit, kita bisa lihat dan kita ikuti penyakitnya.

 Dokter Ida Bagus Buruan selaku praktisi Prana Poliklinik Kesehatan Tradisional RSUD Wangaya saat melakukan Praktik Prana kepada masyarakat.
 Dokter Ida Bagus Buruan selaku praktisi Prana Poliklinik Kesehatan Tradisional RSUD Wangaya saat melakukan Praktik Prana kepada masyarakat. (Yunia/Tribun Bali)

Misalnya hipertensi pada umumnya di abad modern ini disebabkan karena emosi, makanan, nah di situ kita fokus dan kita tidak menggunakan obat tapi kita hanya menggunakan kekuatan ilahi,” tuturnya.

Dokter Bagus menceritakan Prana ditemukan oleh seorang Filipina yang mengambil metode pengobatan India yang dikombinasikan.

Setelah dipelajari, menurutnya Prana mirip dengan metode pengobatan yang sudah ada di Bali yaitu Usada Bayu.

Oleh karena itu, ia kemudian mengombinasikannya lagi antara Prana dan juga Usada Bayu dalam pengobatan ini.

Namun, efektivitas penyembuhan ini bergantung kepada pasien itu sendiri, tingkat keparahan penyakit, dan juga bergantung pada karma.

“Kalau sudah karmanya memang tidak bisa diperbaiki, maka akan sulit penyembuhannya. Tetapi kalau tingkat penyakitnya parah tetapi karmanya bagus, kemungkinan kami masih bisa bantu,” tambah dokter Bagus.

Dokter Bagus sendiri menuturkan pengobatan tradisional sangat diminati oleh masyarakat Bali.

Sayangnya, saat ini pembiayaan pengobatan tersebut belum bisa diintegrasikan dengan BPJS Kesehatan sehingga masyarakat harus membayar secara mandiri.

Ia berharap ke depannya pemerintah khususnya Pemerintah Provinsi Bali, dapat mengeluarkan kebijakan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan dengan memberikan subsidi untuk pengobatan tradisional. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved