Berita Denpasar
Sering Timbulkan Penyakit Fisik, Masalah Mental dan Pikiran Bisa Diselesaikan dengan Hipnoterapi
Beberapa penyakit penyakit fisik diyakini pasti diawali dari permasalahan pada mental dan pikirannya.
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Masyarakat meyakini bahwa tubuh manusia bukan terdiri dari fisik saja melainkan juga memiliki mental, pikiran, spirit.
Beberapa penyakit penyakit fisik diyakini pasti diawali dari permasalahan pada mental dan pikirannya.
Misalnya terlalu banyak memendam kesedihan, memendam kemarahan, rasa sakit hati, kecewa, dan jengkel atau perasaan bersalah yang berlebihan.
Apabila dibiarkan, permasalahan mental dan pikiran tersebut lama-kelamaan akan termanifestasi menjadi permasalahan fisik.
Baca juga: Kesehatan Mental Penting, Angka Harapan Hidup ODGJ Jauh Lebih Rendah
Hal ini diungkapkan oleh I Made Sutama, seorang Praktisi Hipnoterapi RSUD Wangaya.
Sutama mengatakan hal tersebut dapat dicegah dengan melepaskan tekanan-tekanan mental dan melepaskan beban di masa lalu, atau hal-hal yang berkaitan dengan emosi.
Dengan demikian, secara otomatis pikiran akan menjadi lebih tenang dan tubuh akan menjadi lakukan perbaikan-perbaikan dengan sendirinya
Salah satu terapi yang dilakukan adalah dengan melalukan Hipnoterapi yang bekerja di bidang mental dan pikiran dengan metode hipnosis.
“Kita akan membawa orang ke kondisi rileks dan sebenarnya ini sudah terjadi setiap hari, hanya saja kita tidak pernah menyadari hal itu. Seperti waktu bangun tidur atau menjelang tidur, tanpa sadar saat itulah kita masuk ke kondisi hipnosis,” kata I Made Sutama.
Hipnoterapi memanfaatkan kondisi rileks untuk bisa membawa seorang ke alam bawah sadar.
Semua emosi-emosi negatif yang ditemukan kemudian diprogramkan untuk bisa dirilis atau dikeluarkan.
Menangis itu adalah salah satu cara untuk merilis emosi, terutama emosi kesedihan.
Namun, dalam merilis emosi marah, biasanya pasien akan mengamuk.
Oleh karena itu, biasanya dalam ruang Hipnoterapi akan disediakan bantal untuk dipukul di ruang praktek.
Hasilnya, tangisan atau kemarahan yang sudah dikeluarkan akan membuat pasien menjadi lebih tenang, lebih rileks, lebih santai, dan menjadi sosok yang lebih mudah memaafkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.