Kasus Bule di Bali

Wagub Bali Sayangkan Seorang WNA Wanita Tanpa Busana di Stage di Ubud, Tak Terduga dan Baru Pertama

Wakil Gubernur Bali, Prof Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menyayangkan tindakan warga negara asing (WNA) yang telanjang

Istimewa
Tangkapan layar video viral wanita WNA berjalanan telanjang dalam acara pentas tari di sebuah puri di Bali - Wagub Bali Sayangkan Seorang WNA Wanita Tanpa Busana di Stage di Ubud, Tak Terduga dan Baru Pertama 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Wakil Gubernur Bali, Prof Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menyayangkan tindakan warga negara asing (WNA) yang telanjang di Puri Ubud saat pementasan tari-tarian sedang berlangsung beberapa waktu lalu.

“Kita menyesalkan hal itu terjadi terlebih lagi di Ubud yang dikenal kultur budayanya sangat kuat sekali, tapi sebagaimana yang diberitakan dan info yang saya dapatkan ini memang (WNA) tersebut gejala stresnya sudah terlihat beberapa hari,” kata Cok Ace ketika ditemui di Wiswa Sabha, Denpasar, Bali, Kamis 25 Mei 2023.

Kejadian ini tentunya sangat mengagetkan baginya, terlebih Ubud merupakan tanah kelahirannya.

Ia berharap ke depannya kejadian seperti ini tidak terulang dan mengajak seluruh stakeholder agar sama-sama peduli dan memperhatikan hal tersebut.

Baca juga: Video Tanpa Busana Siswi SMP Asal Kecamatan Banjar Buleleng Terhapus, Simak Keterangan Polisi

Menurutnya, ketika dilihat di video tersebut respon masyarakat cepat sehingga WNA tersebut bisa diambil alih dengan cepat dan dibawa keluar dari Puri dan langsung dibawa ke RSJ Provinsi Bali di Bangli.

“Ini bukan hanya persoalan Bali. Ada negara yang sedang berperang, ada ekonominya tertekan dan Bali menjadi daya tarik luar biasa dibandingkan negara lainnya. Jadi semua murah, masyarakat ramah datanglah mereka ke Bali. Tidak hanya yang baik-baik saja, namun yang stres juga datang ke Bali,” imbuhnya.

Kata Cok Ace, selanjutnya adalah bagaimana seluruh pihak menyikapi fenomena global ini, terlebih Bali dikenal masih berpedoman pada kesantunan dan situasi seperti ini akan diatasi dengan memberi penjelasan pada Wisman bahwa ada hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Menurutnya, negara lain pun jelas menganggap hal tersebut tidak etis.

Kata Cok Ace, Tim Pora (Pengawas orang asing) Imigrasi juga masih terus melakukan atas 3 lingkup yang diprioritaskan, seperti ketertiban, lalu lintas, kemudian masalah administrasi terkait visa bahkan pihaknya sudah sering mengadakan sidak di lapangan.

Cok Ace menegaskan, WNA seperti itu pastinya akan ditindak tegas, apalagi terlihat pelanggaran tata tertib.

Selain itu pihaknya juga akan mengekspos hal-hal tersebut agar khalayak luar tahu bahwa Pemerintah Provinsi Bali ketat mengawasi orang asing yang ada di Bali.

Sebelumnya, terdapat video viral yang menampakkan WNA perempuan, berambut pirang dengan kulit putih, melalung alias telanjang bulat di pementasan seni tari di Ubud.

Video berdurasi hampir 1 menit itu, memperlihatkan aksi tak senonoh sang bule wanita, yang memperlihatkan lekuk badannya di depan umum.

Video itu dengan cepat tersebar ke berbagai grup pribadi dan media sosial. Apalagi memang di Bali, belakangan ini cukup banyak terjadi kasus-kasus ulah WNA yang bikin geleng-geleng kepala.

Dalam video, bule wanita itu tampak berjalan dengan santainya melewati para penari yang sedang pentas.

Terpisah, Kapolsek Ubud, Kompol Kompol I Made Uder, menjelaskan, berdasarkan penyelidikan yang dilakukan, DT (29), wanita Jerman yang melalung di panggung tari, tinggal di penginapan Ubud Bungalow, Jalan Raya Monkey Forest Ubud.

Sementara, stage kesenian tempatnya telanjang itu, terjadi di stage Puri Saraswati Ubud, milik Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah.

Peristiwa tersebut terjadi, Senin 22 Mei 2023, pukul 20.00 Wita.

Dia mengatakakan, kejadian tersebut berawal saat pertunjukan tari untuk wisatawan sedang berlangsung.

Kemudian, DT datang ke stand tiket pertunjukan.

"Di tempat tersebut yang bersangkutan ribut-ribut dengan petugas jaga tiket, selanjutnya WNA tersebut memaksa masuk kemudian membuka pakaiannya lalu berjalan ke atas stage pertunjukan, kemudian WNA tersebut mendorong pintu stage hingga pintu tersebut rusak," ujar Kapolsek, Kamis.

Kompol Uder juga telah mendatangi tempat WNA Jerman tersebut menginap.

Berdasarkan keterangan, staf Ubud Bungalow, I Wayan Darmawan, diketahui DT check in di sana, Rabu 17 Mei 2023, pukul 13.00 Wita, rencana check out, Senin 22 Mei 2023, dia tinggal di sana seorang diri.

"Selama tinggal di Ubud Bungalow, DT memang sering telanjang dan berjalan-jalan di areal vila. Pada 22 Mei 2023, pukul 07.00 Wita, DT out dari Ubud Bungalow, kemudian staf Ubud Bungalow mengantarkannya ke Bandara Ngurah Rai. Namun sekira pukul 12.00 Wita ia kembali datang ke Ubud Bungalow menggunakan mobil transport, kemudian meminta izin kepada staf untuk sementara tinggal di lobi dengan alasan menunggu pacarnya," ungkap Kapolsek.

Pukul 19.00 Wita, staf bungalow menyuruh DT pergi karena dia telah mengganggu tamu yang menginap di bungalow.

Selanjutnya DT pergi, namun tas dan kopernya tertinggal di bungalow.

Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah, menjelaskan, pementasan kesenian reguler atau tontonan seni, sudah berlangsung di Puri Saraswati Ubud miliknya, sejak puluhan tahun silam.

Namun baru kali ini terjadi hal demikian, yaitu WNA telanjang bulat di stage.

Meski dinilai mengotori kesucian. Namun Cok Wah sapaannya, tidak mau memperpanjang persoalan tersebut.

Sebab, ia menilai, apa yang dilakukan WNA tersebut, terjadi di luar kesadaran.

"Tidak melanjutkan ke proses hukum. Karena situasi dan kondisinya seperti itu. Kita semua pasti tak berharap seperti itu. Itu kan dilakukan di luar kesadaran dia (WNA). Karena depresi atau bagaimana. Saya pun yakin, kalau dia tidak sakit, dia tidak akan melakukan hal demikian," ujar Cok Wah, Kamis.

Cok Wah mengatakan, secara kepercayaan Hindu, apa yang dilakukan WNA itu telah menodai kesucian.

Terlebih lagi pintu yang dibuka paksa oleh WNA itu adalah pemedal pura.

Bahkan penari yang pentas juga tidak lewat pintu tersebut.

Sebab hanya digunakan sebagai pintu keluar masuk Ida Bhatara atau benda sakral.

Dalam mengembalikan kesuciannya, pihaknya telah menggelar upacara pecaruan.

Cok Wah mengatakan, pihaknya akan menjadikan kejadian tersebut sebagai bahan evaluasi.

Sementara itu, Kepala Instalasi Humas RSJ Bali, Ni Komang Ayu Trisnahari mengatakan, DT dibawa ke RSJ Bali, Selasa 23 Mei 2023, pukul 02.06 Wita.

Ia diantar petugas vila didampingi Satpol PP Gianyar.

"Saat dibawa ke RSJ kondisinya tenang, dan dia sudah mengenakan pakaian," ucapnya, Kamis.

Dalam dua hari dirawat di RSJ Bali, kondisi DT dinilai sudah lebih baik dari sebelumnya.

Ia sudah bisa diajak komunikasi dan sudah lebih tenang.

Walau demikian hingga kini DT masih berada di ruang intensif RSJ Bali dan masih dalam masa observasi. (sar/weg/mer)

Tak Terduga dan Baru Pertama

KETUA Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana angkat bicara terkait warga negara asing (WNA) Jerman yang telanjang saat pementasan tari-tarian di Puri Ubud beberapa waktu lalu.

Menurutnya, hal ini tidak terduga, dan pertama kalinya terjadi pada pementasan tarian di Bali.

“Puluhan tahun pementasan-pementasan seperti itu, ini mungkin pengalaman yang pertama kali di tahun 2023. Mungkin karena ada kelainan jiwa. Jadi kedepannya kita di industri ini benar-benar antisipasi karena banyak, tidak hanya ingin menikmati saja, tetapi ingin unjuk diri juga. Ini hal baru untuk kita,” jelasnya, Kamis 25 Mei 2023.

Kedepannya ia berharap semua tempat-tempat seperti itu tergabung dalam asosiasi agar mudah memberi pembinaan.

Menurutnya, wisatawan yang terlalu gampang datang ke Bali, menjadi salah satu faktor ditemukannya bule telanjang tersebut.

Untuk mencegah hal serupa terjadi kembali, ia menyarankan agar menyaring wisatawan yang datang ke Bali.

Salah satunya dengan tax atau pajak.

Jika pada harga salah satu komponen pariwisata yang dinaikkan, seperti hotel, dikatakannya tidak bisa.

“Asalkan pajak pariwisata itu sepenuhnya dikembalikan ke daerah untuk membina hal-hal seperti ini. Apakah dengan adanya pajak pariwisata ini berhenti? Tidak juga, belum tentu juga, tapi setidaknya wisatawan murah itu mulai terfilter,” imbuhnya.

Bali dinilai terlalu soft pada wisatawan.

Gus Agung mengatakan, hal-hal ini (bule berbuat onar di Bali) baru terjadi setelah pandemi Covid-19.

Ada semacam gangguanlah terhadap pariwisata Bali ini.

Jadi Bali harus lebih clearity, lebih jelas cara-caranya menangani ini.

Dikatakannya, sebelum pandemi tidak ada wisman yang sampai seperti itu, meskipun sudah zamannya media sosial, tidak pernah ia melihat WNA banyak berkasus di Bali.

“Maksimal orang naik ke pura dan sebagainya. Kalau sampai telanjang, berantem sama pemangku, itu saya belum pernah dalam sejarah saya. Saya lahir di dunia pariwisata, belum pernah saya lihat seperti itu,” imbuhnya.

Menurutnya, WNA telanjang tersebut bukan karena Bali destinasi wisata yang murah, tapi karena WNA tersebut sakit jiwa.

Hal ini bisa terjadi di seluruh dunia, kebetulan saja ini di Bali.

Ke depannya paling penting bagaimana Bali menyikapi wisatawan seperti ini.

Kan rasanya tidak mungkin wisatawan harus ada surat keterangan sehat jiwa untuk datang ke Bali, karena agak berlebihan.

Jika filter WNA dilakukan melalui pembatasan Visa on Arrival (VoA), ia mengatakan, tentu tidak bisa membatasi itu, karena reciprocal itu, nanti secara internasional menjadi tidak bagus.

Jadi hubungan internasional, Indonesia dianggap rasis dan ini akan menjadi masalah baru nantinya di internasional.

“Ini hal-hal yang baru. Jangan kita juga terlalu emosi menyikapinya. Yang terpenting ini adalah kita menyikapi dengan baik. Jangan-jangan mereka memang ingin dideportasi. Kebanyakan seperti itu. Bagaimana cara agar pulang tidak perlu beli tiket. Ini kan sudah tipe-tipe ngakalin gitu, tipe-tipe orang asing yang murahan,” katanya. (sar)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved