Berita Klungkung

Ayah Keyla Gebrak Meja Saat Anaknya Tak Divaksin, Kini Setiap Gigitan Anjing Harus Dapat VAR

Meninggalnya Ni Made Keyla Maheswari, bocah berusia enam tahun membuat Pemerintah Kabupaten Klungkung berencana mengubah standar operasional prosedur

Eka Mita Suputra
Ni Made K (6) anak yang meninggal di ICU RSUD Klungkung, Senin (29/5/2023). Berdasarkan penuturan keluargan, anak itu mengeluh takut air dan muntah-muntah 

Pada 1 Maret 2023, Keyla bersama neneknya ke warung tetangganya. Tiba-tiba anjing pemilik warung menggigit kaki Keyla hingga mengalami luka lecet. "Setelah digigit anjing itu, saya langsung bawa anak saya ke Puskesmas Klungkung II," ungkap Adinatha.

Namun di puskesmas, Keyla tidak mendapat VAR karena anjing yang menggigit merupakan anjing peliharaan. Ia diminta untuk observasi anjing selama 15 hari. Jika anjing mati dalam rentang waktu tersebut, baru kemudian akan diberikan VAR.

"Saya sampai sempat gebrak meja. Tapi katanya SOP, saya tidak bisa berbuat banyak. Saya pulang bawa anak saya seperti ngambul tidak dapat VAR," ungkapnya.

Ardinata dan keluarganya selalu menanyakan keadaan anjing yang menggigit putrinya itu ke tetangganya. Kata tetangganya, anjing itu masih hidup. Agar tidak galak, anjing itu katanya diberikan ragi.

Pemiliknya menganggap anjing itu galak karena birahi. "Katanya anjing itu galak karena birahi. Lalu saya tanya anjing itu katanya dipindahkan ke tegalan," jelasnya.

Selama itu, tetangganya tidak memberitahu anjingnya itu mati. Sedangkan kondisi anaknya masih baik-baik saja. Adinatha merasa cukup tenang. "Ternyata anjing itu sudah mati entah dari kapan. Kalau saya diberi tahu anjing itu mati, pasti saya akan larikan anak saya untuk mendapatkan VAR," jelasnya.

Keyla kemudian mengeluh sakit pada Minggu 28 Mei 2023. Ia tidak mau minum. Bahkan saat diberikan minum air seperti orang tersedak lalu muntah-muntah disertai air liur. Ia pun bergegas membawa anaknya ke RSUD Klungkung.

"Pada dini hari kami bawa ke UGD. Kami antar naik sepeda motor, dan anak kami seperti melawan saat terkena udara. Lalu muntah-muntah dan mulutnya mengeluarkan air liur putih," ungkap Adinatha.

Di UGD, Keyla muntah disertai air liur dan kesadarannya menurun sehingga dibawa ke ruang ICU. Keyla pun mengembuskan napas terakhirnya. "Setelah dicek dokter, dikatakan mengarah ke gejala rabies," ungkapnya. (mit)

Otoritas Investigasi

Dinas Pertanian Klungkung investigasi ke Desa Tegak setelah kematian Keyla, bocah yang punya riwayat gigitan anjing. Kepala Dinas Pertanian Klungkung, Ida Bagus Juanida mengatakan, vaksinasi massal anjing di Desa Tegak sudah dilakukan pada Januari 2023 lalu.

Dari hasil investigasi, pemilik anjing yang menggigit Keyla mengatakan, anjing peliharaannya itu telah divaksin. Namun pemilik anjing tidak mampu menunjukkan bukti berupa buku catatan vaksinasi anjing. Pemilik anjing mengatakan, anjing peliharaanya mati sebulan setelah menggigit Keyla.

Jika benar, maka secara teori kecil kemungkinan anjing tersebut menularkan rabies. "Tapi itu pengakuan pemilik anjing. Kami tidak tau info itu benar atau tidak. Hanya hasil laboratorium yang nanti bisa mendukung apakah itu kasus rabies atau tidak," ungkap Juanida.

Selama melakukan upaya penanggulangan rabies pada anjing, ia mengaku ada beberapa kendala klasik yang ditemui. Misalnya maraknya anjing yang diliarkan sehingga sulit untuk vaksinasi. Petugas juga tidak bisa serta merta eliminasi karena LSM dan kelompok pecinta anjing yang tidak terima dengan eliminasi. (mit)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved