Berita Klungkung

Selama Lima Bulan, 23 Anjing Positif Rabies di Klungkung Bali

Dinas Pertanian Klungkung mencatat, selama 5 bulan terakhir telah ditemukan 23 kasus anjing positif rabies di Kabupaten Klungkung, Bali.

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Kartika Viktriani
Ist
Vaksinasi rabies pada anjing belum lama ini. Selama 5 bulan, di Klungkung sudah ditemukan 23 kasus rabies pada anjing. 

SEMARAPURA,TRIBUN-BALI.COM - Dinas Pertanian Klungkung mencatat, selama 5 bulan terakhir telah ditemukan 23 kasus anjing positif rabies di Kabupaten Klungkung, Bali.

Jumlah ini relatif tinggi dan juga imbas dari kondisi pandemi Covid-19 lalu.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung Ida Bagus Juanida menjelaskan, sampai saat ini pihaknya masih rutin melakukan vaksinasi rabies terhadap anjing di Kabupaten Klungkung, Bali.

Vaksinasi dilakukan bergilir dari desa ke desa.

Hanya saja angka rabies tahun ini cukup tinggi.

Dari Januari hingga Mei 2023, Dinas Pertanian Klungkung mencatat 23 kasus positif rabies pada anjing.

Kasus terbanyak ditemukan di Kecamatan Banjarangkan dengan 13 kasus rabies pada anjing, lalu Kecamatan Klungkung dengan 7 kasus dan 3 kasus di rabies pada anjing Kecamatan Dawan.

Hanya di Kecamatan Nusa Penida yang sampai saat ini bertahan nihil kasus rabies pada anjing.

Mengingat secara geografis, Kecamatan Nusa Penida terisolir dari daerah Klungkung daratan.

"Jumlah 23 kasus rabies pada anjing di Klungkung ini bisa dibilang cukup tinggi jika tahun sebelumnya," ungkap Juanida, Rabu 31 Mei 2023.

Baca juga: Marak Laporan Gigitan Anjing, Disperpa Badung Kembali Gencarkan Vaksin Rabies

Pada tahun 2022 lalu, sepanjang tahun ditemukan total 41 kasus positif rabies pada anjing di Klungkung, Bali.

Jumlah itu dari total 70 sampel anjing yang diuji di laboratorium.

Lonjakan kasus rabies pada anjing pada tahun 2023 ini, dikarenakan beberapa masalah klasik, misalnya maraknya anjing liar dan budaya masyarakat dalam memelihara anjing yang masih melepasliarkan ajingnya. 

"Program vaksinasi jalan terus dari desa ke desa. Tapi yang kami temui masalah dilapangan seperti itu. Kami sulit menjangkau anjing yang liar dan dilirarkan. Budaya masyarakat yang memelihara anjing dengan melepasliarkan, sangat menghambat program pemberantasan rabies," ungkapnya.

Selain itu pandemi Covid-19 pada tahun 2019 sampai 2021 lalu, juga memiliki andil dalam lonjakan kasus rabies pada anjing pada saat ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved