Berita Buleleng
Suspek Meningitis Bertambah Dua! RSUD Buleleng Rawat 8 Pasien Bergejala Serupa
RSUD Buleleng kembali menerima tambahan dua pasien, dengan suspek meningitis babi atau meningitis Streptococcus Suis (MSS).
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - RSUD Buleleng kembali menerima tambahan dua pasien, dengan suspek meningitis babi atau meningitis Streptococcus Suis (MSS).
Kedua pasien memiliki riwayat mengonsumsi lawar getih (darah babi mentah).
Dokter Spesialis Neurologi RSUD Buleleng, dr Luh Putu Lina Kamelia, Jumat (2/6/2023), mengatakan, kedua pasien tersebut berasal dari Desa Penglatan dan Desa Sari Mekar, Kecamatan Buleleng.
Mereka diterima, Rabu (31/5/2023) lalu dengan gejala nyeri kepala, demam, kaku leher dan ketulian mendadak.
Kedua pasien tersebut mengaku sempat mengonsumsi lawar getih seminggu sebelum dilarikan ke rumah sakit.
Baca juga: Wanita Duduk di Palinggih Pura! Kejadian di Pura Sali Paseban Batu Tangkiling, Dilaporkan ke Polisi!
Baca juga: Kecelakaan Maut! Warga Delod Berawah Jembrana Hembuskan Nafas Terakhir Usai Laka Lantas

"Hari ini (Jumat, Red) sampel kultur kedua pasien itu diambil untuk dicek di Mikrobiologi Klinik, sehingga dari hasil Mikrobiologi Klinik itu nanti kami bisa memberikan diagnosis pasti apakah dia terserang MSS atau tidak," jelasnya.
Dengan adanya tambahan dua pasien tersebut, hingga saat ini RSUD Buleleng tercatat tengah merawat delapan pasien dengan suspek MSS. Selain itu juga ada dua pasien lain yang dinyatakan telah positif MSS.
Tanda vital kedua pasien yang positif MSS itu saat ini mulai membaik. Hanya saja berdasarkan hasil konsultasi di Poliklinik THT, keduanya dinyatakan mengalami ketulian sebagai gejala sisa dari penyakit MSS.
Di sisi lain, dr Kamelia juga menyebut ada salah satu pasien yang meninggal dunia dengan gejala yang mengarah pada MSS pada akhir Mei lalu.
Pasien yang berasal dari Kelurahan Liligundi, Kecamatan Buleleng itu mulanya dilarikan oleh keluarganya ke RSUD Buleleng lantaran mengamuk.
Sehingga awalnya dia diduga mengalami gangguan jiwa. Namun belakangan saat dilakukan pemeriksaan fisik, terdapat gejala yang mengarah pada MSS seperti tanda kaku pada leher serta penurunan kesadaran.
"Awalnya pasien itu ditangani oleh dokter psikiatri dan penyakit dalam. Namun saat pemeriksaan fisik ada tanda kaku leher dan penurunan kesadaran sehingga dikonsultasikan ke neurologi karena dicurigai MSS. Hari ketiga setelah diterima pasien meninggal dunia. Jadi kami belum sempat mengambil sampelnya. Jadi tidak bisa meyakinkan itu meningitis atau tidak," katanya.
Terpisah Anggota Komisi IX DPR RI, I Ketut Kariyasa Adnyana meminta Pemkab Buleleng lebih proaktif menangani MSS, mengingat kasusnya saat ini mulai meningkat. Bila tidak tertangani dengan baik, dikhawatirkan kasus ini dapat mengganggu pariwisata di Bali yang saat ini mulai berkembang pasca pandemi Covid-19.
Ia juga meminta kepada Dinas Kesehatan Buleleng untuk mendata secara baik jumlah pasien MSS, untuk dijadikan bahan pembahasan bersama Kementerian Kesehatan. "Secepatnya kami komunikasikan ke Kemenkes. Jajaran tim Kesehatan hingga tingkat desa selalu melakukan pemantauan sehingga cepat mendapat penanganan,” tandasnya. (*)
2 Laka Maut di Buleleng Bali, Pasutri Oleng Saat Nyalip dan Masuk Kolong Truk |
![]() |
---|
Partai Buruh Sampaikan Enam Tuntutan ke Pemkab Buleleng, Salah Satunya Hapus Outsourcing |
![]() |
---|
Seorang Pegawai Minimarket Meninggal Usai Tabrak Truk di Buleleng Bali, Alami Cedera Kepala Berat |
![]() |
---|
SALING LAPOR Antara Perbekel Selat dan Ni Wayan Wisnawati di Buleleng Berakhir Damai |
![]() |
---|
Raih Medali Emas, Tiga Atlet Woodball Harumkan Nama Buleleng Bali di Kancah Internasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.