Serba serbi
Lakukan Ini Saat Purnama Sadha, Lengkap dengan Banten yang Dipersembahkan
Hari ini, Sabtu, 3 Juni 2023 merupakan Purnama Sadha. Purnama ini jatuh pada bulan keduabelas dalam sistem kalender Bali.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hari ini, Sabtu, 3 Juni 2023 merupakan Purnama Sadha.
Purnama ini jatuh pada bulan keduabelas dalam sistem kalender Bali.
Hari Raya Purnama ini diperingati sebulan sekali yaitu saat bulan penuh atau sukla paksa.
Dalam lontar Sundarigama dikatakan bahwa Purnama merupakan payogan Sang Hyang Candra.
Baca juga: Otonan Saat Tumpek Landep, Jatah Umurnya di Dunia 102 Tahun, Begini Nasibnya
Terkait purnama ini disebutkan:
Mwah hana pareresiknira sang hyang rwa bhineda, makadi sang hyang surya candra, yatika nengken purnama mwang tilem, ring purnama sang hyang ulan mayoga, yan ring tilem sang hyang surya mayoga.
Artinya:
Ada lagi hari penyucian diri bagi Dewa Matahari dan Dewa Bulan yang juga disebut Sang Hyang Rwa Bhineda, yaitu saat tilem dan purnama.
Saat purnama adalah payogan Sang Hyang Wulan (Candra), sedangkan saat tilem Sang Hyang Surya yang beryoga.
Lebih lanjut dalam lontar Sundarigama disebutkan:
Samana ika sang purohita, tkeng janma pada sakawanganya, wnang mahening ajnana, aturakna wangi-wangi, canang nyasa maring sarwa dewa, pamalakunya, ring sanggat parhyangan, laju matirta gocara, puspa wangi.
Baca juga: Otonan Rabu Paing Landep, Umur Capai 96 Tahun, Ingatan Kuat
Purnama juga merupakan hari penyucian diri lahir batin.
Oleh karena itu semua orang wajib melakukan penyucian diri secara lahir batin dengan mempersembahkan sesajen berupa canang wangi-wangi, canang yasa kepada para dewa, dan pemujaan dilakukan di Sanggah dan Parahyangan, yang kemudian dilanjutkan dengan memohon air suci.
Selain itu Purnama juga merupakan hari baik untuk melakukan dana punia.
Mengenai sedekah, disebutkan dalam Sarasamuscaya, 170 berbunyi:
Amatsaryam budrih prahurdanam dharma ca samyamam,
wasthitena nityam hi tyage tyasadyate subham.
Nihan tang dana ling sang Pandita, ikang si haywa kimburu,
Ikang si jenek ri kagawayaning dharmasadhana,
apan yan langgeng ika, nitya katemwaning hayu,
pada lawan phalaning tyagadana.
Baca juga: Otonan Senin Kliwon Landep, Umur Capai 72 Tahun, Cerdas, Bagaimana dengan Nasibnya?
Artinya:
Yang disebut dana (sedekah) kata sang pandita, ialah sifat tidak dengki (iri hati), dan yang tahan berbuat kebajikan (dharma) sebab jika terus menerus begitu, senantiasa keselamatan akan diperolehnya, sama pahalanya dengan amal yang berlimpah-limpah.
Dalam petikan Bhagawad Gita, XVII. 25 juga disebutkan:
Tat ity anabhisanshaya
Phalam yajna-tapah-kriyah,
Dana-kriyas ca vividhah
Kriyante moksa-kansibhih
Yang artinya: dengan ucapak “Tat” dan tanpa mengharap-harap pahala atas penyelenggaraan ucapan yajna, tapabrata dan juga dana punia yang berbagai macam jenisnya, dilaksanakan oleh mereka yang mengharapkan moksa.
Pada Purnama Sadha ini juga dilakukan pemujaan bhatara kawitan di sanggah kembulan. (*)
TIDAK Boleh Keramas & Malukat, Tepat Purnama Wuku Wayang & Disebut Dina Gamya, Simak Penjelasannya! |
![]() |
---|
BAHAYA Kelahiran Wuku Wayang, Ruwatan Tumpek Wayang Bantu Terhindar Dari Sifat Bhuta Kala! |
![]() |
---|
TUMPEK Wayang & Kajeng Kliwon Uwudan 22 Juni 2024, Jangan Lupa Siapkan Pandan Berduri! Ini Maknanya |
![]() |
---|
ROH Tumimbal Kaitan Dengan Leluhur yang Akan Bereinkarnasi Kembali, Ini Maknanya Dalam Agama Hindu |
![]() |
---|
Arti Melik, Disenangi Bhatara, Bisa Terkena Musibah, Bagaimana Cara Menetralkannya? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.