Berita Bali
Kasus Pengeroyokan Pembacokan Pria di Dentim Oleh Remaja SMP Jadi Perhatian Kadisdik Denpasar
Melihat usia dari para tersangka, yang merupakan 10 orang laki-laki masih remaja dan 8 diantaranya bahkan masih di bawah umur.
Penulis: Putu Honey Dharma Putri W | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Kasus pengeroyokan dan pembacokan, hingga menyebabkan seorang pria tewas di Jalan Dewi Madri, Denpasar pada Minggu, 4 Juni 2023 tentu saja mencoreng nama baik pendidikan di Denpasar dan Bali.
Melihat usia dari para tersangka, yang merupakan 10 orang laki-laki masih remaja dan 8 diantaranya bahkan masih di bawah umur.
Di mana 10 pelaku tersebut, bernama Krisna dan Ipan yang sudah berusia dewasa.
M, Z, K, H, U, D, A, R masih di bawah umur, atau baru akan lulus SMP di salah satu sekolah yang ada di Denpasar.
Baca juga: Breaking News! WNA Diduga Lukai Pengendara Dengan Sajam di Jalan Raya Sibang Badung Bali
Baca juga: Jadi Terapis SPA Selama 3 Minggu di Legian, Pria Ini Cabuli Perempuan di Bawah Umur Asal Australia
Mereka dengan tega dan seolah membabi buta, melakukan pengeroyokan hingga melakukan pembacokan berulang kali terhadap seorang juru parkir bernama Yohanis Emanuel Naikoi (33) asal NTT, di pinggir jalan.
Bahkan mirisnya lagi, kejadian tersebut terjadi pasca ke-10 tersangka ini meminum minuman beralkohol bersama-sama, di sebuah bar bernama Malibu di Denpasar.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Denpasar, Anak Agung Gede Wiaratama, yang hadir dalam press rilis yang digelar Polresta Denpasar pada Senin, 5 Juni 2023 pun nampak sangat kecewa.
“Saya tidak bisa berkata apa-apa. Karena anak-nak tersebut ternyata masih kelayapan sampai pukul 4 pagi,” ungkapnya.
Ia juga menyangkan, terhadap kurangnya perhatian orang tua para tersangka dalam mengawasi anak-anak mereka.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga sangat berterimakasih kepada kepolisian yang berhasil mengungakp kasus ini.
“Seharusnya anak-anak ini jam 10 malam sudah di rumah. Kami akan kembali berkordinasi terhadap para orangtua siswa, untuk bersama-sama mengawasi dan memerhatikan anak-anaknya,” papar Kadisdik Denpasar ini.
Ia mengatakan, bahwa sebenarnya dalam kejadian tersebut sudah di luar tanggung jawab dari pihak sekolah.
Mengingat kejadian terjadi di luar jam sekolah. Dalam kesempatan itu pula, pihaknya berterimakasih kepada Polresta Denpasar yang sudah memaksimalkan kinerja dalam mengungkap dan menyelesaikan kasus ini dengan cepat.
“Kami berterimakasih kepada Polresta Denpasar yang berhasil mengungkap, ini anak-anak kami yang dibilang nakalnya sudah kelewatan,”katanya.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut, ternyata para tersangka yang masih berusia di bawah umur ini akan segera lulus SMP.
Di mana harusnya mereka sibuk mencari dan menyiapkan diri, ke jenjang pendidikan SMA maupun SMK.
“Anak-anak ini harusnya tahun ini lulus SMP,” jawabnya. Kini para tersangka tersebut pun tetap harus menjalankan hukuman dengan semestinya. (*)
| Kuota 1.450, Hanya 600 Mahasiswa Lolos Verifikasi Program 1 Keluarga 1 Sarjana di Bali |
|
|---|
| Bali, NTB, dan NTT Lakukan Kerjasama Regional di Bidang Pariwisata hingga Perdagangan |
|
|---|
| Waspada! Bali Bisa Terdampak Secara Tidak Langsung dari Siklon Tropis |
|
|---|
| 10 Warisan Budaya Jembrana Bali Ditetapkan WBTB, Termasuk Payas Dirga dan Sarung Loloan |
|
|---|
| Film Roots Karya Michael Schindhelm Diputar di Bali, Refleksi Kritis Pariwisata Bali |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.