Geliat Usaha Ternak Jangkrik di Klungkung! Peternak Kesulitan Penuhi Pesanan

TRIBUN-BALI.COM - Sebulan terakhir menjadi berkah, bagi peternak jangkrik di Dusun Lepang, Desa Takmung, Kabupaten Klungkung. Pasokan jangkrik dari Jawa mulai minim, yang membuat harga jangkrik lokal melonjak. Kondisi ini juga membuat peternak lokal banjir pesanan jangkrik.

Seorang peternak jangkrik di Dusun Lepang, Desa Takmung, Made Yoga mengungkapkan, saat ini harga jangkrik melonjak dari Rp 45 ribu per kilogram, menjadi Rp 55 ribu per kilogram. Kondisi ini tidak terlepas dari minimnya pasokan jangkrik dari Jawa, sementara permintaan di pasaran juga sedang tinggi.

Hal ini membuatnya cukup kesulitan memenuhi permintaan pelanggan. Bahkan pernah ketika jangkrik langka di pasaran, harganya tembus mencapai Rp 100 ribu per kilogram. "Sejak sebulan sudah cukup kewalahan memenuhi permintaan," ungkap Made Yoga, Selasa (6/6).

Made Yoga sudah mengembangkan usaha ternak jangkrik saat masa pandemi Covid-19, atau sekitar tahun 2020. Bermula belajar dari Youtube, ternyata bisa menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan.

Untuk 1 kotak tempat penangkaran, sekali panen mampu menghasilkan sekitar 30 kilogram jangkrik. Panen biasanya dilakukan 1 bulan sekali. Saat ini ia sudah memiliki sekitar 50 kotak penangkaran jangkrik.

Baca juga: Tarif VoA Akan Naik! Kakanwil Kemenkumham Bali: Masih Wacana

Baca juga: Maksimal 2 Tabung LPG Per Orang! Atasi Langka Elpiji 3 Kg, Denpasar Gelar Operasi Pasar

"Banyak pesanan yang tidak bisa terpenuhi. Terkadang sampai mencarikan ke peternak lain untuk memenuhi pesanan pelanggan," ungkap dia.

Biasanya pembeli jangkrik datang dari kalangan penangkar burung kicau, ataupun para pedagang pakan burung.

Para pedagang pakan biasanya setiap hari membeli 5 sampai 10 kg jangkrik. Sementara untuk penangkar burung biasanya membeli jangkrik 1 sampai 3 kg setiap 3 hari.

Pelanggan tidak hanya dari Klungkung, namun juga dari Denpasar, Badung, Gianyar, dan Bangli. Pada saat pandemi Covid-19, diakuinya peternak jangkrik cukup menjamur di Dusun Lepang, Desa Takmung. Namun seiring pariwisata kembali normal, banyak yang kembali beralih ke pariwisata. (eka mita suputra)