Sponsored Content

Dewan Bangli Tegaskan Perlu Sinkronisasi Sebelum Dimulai Proyek Rehab Drainase

Dewan Bangli tegaskan perlu sinkronisasi sebelum dimulai proyek rehab drainase.

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Anggota DPRD Bangli, Satria Yuda - Dewan Bangli tegaskan perlu sinkronisasi sebelum dimulai proyek rehab drainase. 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Dewan Bangli menilai perlu adanya sinkronisasi antara pihak penyedia dengan instasi terkait, sebelum dimulainya kegiatan rehabilitasi saluran drainase dan trotoar di Kota Bangli.

Upaya ini untuk meminimalisir potensi masalah yang akan terjadi imbas dari kegiatan. 

Hal tersebut diungkapkan Anggota DPRD Bangli, Satria Yuda, pada Selasa 13 Juni 2023.

Ia menjelaskan pentingnya sinkronisasi yang berkaitan dengan teknis pengambilan pekerjaan, tidak lain untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman di lapangan.

Sebut saja PDAM dan Telkom, yang mana diketahui dua instansi ini memiliki jaringan dibawah trotoar.

Baik itu berupa kabel maupun pipa transmisi. 

"Pembongkaran trotoar tentu berimbas pada dua instansi itu. Dampaknya tentu pelayanan mereka yang tidak bisa maksimal," ujarnya.

Satria Yuda menegaskan, pada intinya dia sangat mengapresiasi langkah yang telah dilakukan Pemprov Bali dan Pemkab Bangli, terhadap kegiatan rehabilitasi saluran drainase dan trotoar di Kota Bangli.

Baca juga: DPRD Bangli Segera Bahas Ranperda Peseroda BMB

Sebab tidak dipungkiri kondisi trotoar dan drainase tergolong sangat memprihatikan.

"Ini tidak terlepas usianya yang sudah puluhan tahun sejak dibangun. Selain banyak yang jebol, sering kali disaat hujan  air dari saluran drainase meluap ke badan jalan dan memberi kesan kumuh. Jadi memang sudah selayaknya dilakukan rehabilitasi," ucap pria asal Banjar Tanggahan Peken, Desa Sulahan, Kecamatan Susut ini.

Kendati demikian, menyambung tanggapan sebelumnya, apabila dilakukan sinkronisasi sebelum dimulainya kegiatan, maka jika terjadi kerusakan jaringan bisa segera tertangani.

"Pada intinya harus ada upaya meminimalisir potensi masalah yang akan terjadi imbas dari kegiatan. Sehingga antara kegiatan dan pelayanan pada masyarakat bisa berjalan bersamaan," tegasnya.

Lantas disinggung idealnya proses pengerjaan apakah dilakukan pada malam hari atau pagi hari, menurut Satria Yuda hal tersebut kembali pada pihak penyedia.

Namun jika berkaca di daerah lain, menurutnya pengerjaan dilakukan pada malam hari.

"Hal ini dilakukan untuk menghindarai terganggunya arus lalu lintas kendaraan," tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved