Berita Bali

Kasus Rabies di Bali, Seorang Bocah Tewas Suspek Rabies, Masih Ada Warga Tak Paham Bahaya Rabies

Selimut Duka di Rumah Riska, Bocah Penyayang Hewan Itu Tewas Suspek Rabies, Masih Ada Warga Bali Tak Paham Bahaya Rabies

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
tribun bali/dwisuputra
Ilustrasi - Kasus Rabies di Bali, Seorang Bocah Tewas Suspek Rabies, Masih Ada Warga Tak Paham Bahaya Rabies 

Pada 2022, sepanjang tahun ditemukan total 41 kasus positif rabies pada anjing di Klungkung.

Jumlah itu dari total 70 sampel anjing yang diuji di laboratorium.

Di Badung, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan setempat, I Wayan Wijana, Kamis 15 Juni 2023, mengatakan, saat ini ada 17 kasus gigitan anjing suspek rabies di Kabupaten Badung.

Pihaknya mengaku semua korban yang sebelumnya digigit sudah ditangani dengan cepat, termasuk hewan yang menggigit.

Pihaknya kini gencar melakukan vaksinasi untuk HPR.

Bahkan sampai saat ini vaksin HPR sudah mencapai 61.931 dari 82 ribu HPR yang ada di Badung.

Terkait dengan VAR yang dimiliki untuk menangani kasus rabies, Wijana mengaku sudah menyiapkan 40.000 dosis vaksin.

Di Jembrana, Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Gede Ambara Putra mengatakan, ada 123 kasus gigitan HPR positif rabies terhadap manusia, Januari-Mei 2023.

Rinciannya, Januari 33 kasus, Februari 17, Maret 36, April 19, dan Mei 18kasus. Pada 2022 dengan periode yang sama (Januari-Mei) ada 224 kasus.

Kemudian, dari kasus selama 2022 mengakibatkan sedikitnya 4 warga meninggal dunia suspek rabies.

Sementara pada 2023 hingga Mei ada 2 orang yang meninggal dunia.

Di Karangasem, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah, menjelaskan, Januari-Juni 2023 ada sekitar 54 kasus gigitan anjing rabies.

Di Bangli, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, I Wayan Sarma menyebut sejak awal 2023 hingga pertengahan Juni tercatat 34 kasus. Rinciannya, 7 kasus pada Januari, Februari 5 kasus, Maret 7 kasus, April 4 kasus, Mei 9 kasus. (rtu/mit/gus/mpa/ful/mer)

Sulit Dapat Vaksin

KEPALA Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada menyebutkan, saat ini vaksin anti rabies (VAR) sulit didapatkan karena keterbatasan stok dari pusat.

Salah satu kabupaten yakni Bangli pun tak bisa melanjutkan vaksinasi rabies karena kosongnya stok.

“Vaksin terbatas. Vaksin sudah dicari ke mana-mana. Minggu ini vaksin dari Surabaya akan datang 30 ribu dosis. Itu yang kita optimalkan sementara. Yang kosong hanya di Bangli. Kabupaten lain masih ada. Itu sudah dipinjamkan di Badung, sementara minggu ini akan datang. Memang vaksin susah dicari. Satu-satunya hanya dari Surabaya, di tempat lain tidak ada,” kata Sunada, Kamis 15 Juni 2023.

Dikatakan Sunada, pencegahan seperti sosialisasi keliling ke masyarakat sudah dilakukan.

“Kalau rabies, pencegahan pertamanya usahakan kita tidak tergigit anjing. Kedua, ketika digigit anjing langsung cepat dicuci dengan air mengalir kira-kira 15 menit setelah itu obati dengan alkohol atau yodium. Selanjutnya vaksinasi VAR minimal 4 kali. Anjingnya juga harus divaksin rabies,” katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, I Wayan Sarma mengatakan, sebelumnya sejak akhir Mei hingga awal Juni 2023, stok vaksin rabies di Bangli habis.

Alhasil vaksinasi rabies sempat ditunda hampir dua pekan.

"Hingga sekitar tanggal 8 Juni, kami mendapat tambahan vaksin dari provinsi 1.000 dosis. Pelaksanaan vaksinasi memang sempat dilanjutkan, namun kini stok vaksin tinggal 100 dosis," sebutnya, Kamis 15 Juni 2023.

Dengan sisa 100 dosis, Sarma mengaku vaksinasi terpaksa kembali ditunda sementara, menunggu pasokan vaksin tambahan dari provinsi.

Sebab jumlah 100 dosis vaksin diperkirakan hanya cukup untuk satu banjar.

Sarma menegaskan, pihaknya mengusulkan vaksin rabies sesuai jumlah populasi anjing di Bangli, yakni 59.346 ekor.

Hanya saja pengiriman dari Surabaya ke Bali hingga disebar ke masing-masing Kabupaten dilakukan secara bertahap.

Dari jumlah populasi anjing di Bangli, baru 46,48 persen atau 27.604 ekor yang telah divaksin.

Sementara itu, Kepala Bidang Ternak dan Kesehatan Hewan Distan Tabanan, I Gde Eka Parta Ariana mengatakan, setelah sempat mengalami kekosongan stok vaksin rabies.

pekan lalu, kini Distan Tabanan mendapat pasokan 1.000 vial vaksin.

Kini vaksinasi rabies, khususnya di daerah-daerah zona merah pun dapat dilanjutkan.

Sejauh ini, jumlah HPR, khususnya anjing, yang tervaksin baru sekitar 32.444 ekor dari total populasi 62.104 ekor.

Dinas Pertanian melalui Bidang Ternak sudah mendapat 1.000 vaksin dari Pemprov Bali, namun belum didistribusikan.

“Sudah kemarin kami mendapat 1000. Tapi belum kami distribusikan ke Kecamatan,” ucapnya, Kamis. (sar/mer/ang)

Prof Mahardika: Perlu Diaudit

AHLI Virologi dari Universitas Udayana (Unud), Prof Dr drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan, penularan rabies di Provinsi Bali muncul sejak 2008.

Namun sampai saat ini atau sudah 15 tahun, rabies tidak kunjung terkendali di Bali.

Sehingga dianggap perlu dilakukan audit terhadap strategi penanganan rabies di Bali.

Tidak hanya pada hewan, dalam beberapa kejadian juga muncul kasus rabies pada manusia yang berujung kematian.

"Rabies di Bali muncul sejak tahun 2008, dan itu fakta. Saya melihat masalah rabies tidak kunjung terkendali. Tampaknya strategi penanggulangan rabies di Bali belum berjalan dengan semestinya," ujar Prof Mahardika, Kamis 15 Juni 2023.

Meskipun vaksinasi terhadap hewan penular rabies sudah gencar dilakukan, tapi hal ini dianggap belum cukup untuk memutus rantai penularan rabies.

Ini dapat dilihat dari rentang waktu 15 tahun berlalu, namun rabies di Bali belum terkendali.

"Dalam tahap ini, Bali perlu mengaudit protokol, langkah, dan strategi untuk penanggulangan rabies," tegas Prof Mahardika.

Menurutnya, perlu ada audit mulai dari mengevaluasi strategi karantina hewan penular rabies, testing, alat dan teknologi, strategi surveilans, termasuk vaksinasi yang dilakukan apakah sudah berjalan dengan tepat.

"Pemberian pemahaman tentang rabies ini apakah sudah dilakukan dengan gencar? Dalam tahap ini, semua strategi penanggulangan rabies di Bali bagi saya perlu ditinjau dan diaudit lagi," jelas dia.

Ia memandang partisipasi masyarakat juga tidak kalah pentingnya dalam penanggulangan rabies.

Dia mempertanyakan, apakah masyarakat benar-benar sayang dengan binatang peliharaannya, mengingat masih banyak ditemukan anjing peliharaan yang justru diliarkan. Hal ini juga menghambat penanggulangan rabies.

"Masih banyak sekali kendala (penanggulangan rabies). Partisipasi masyarakat masih sangat perlu ditingkatkan," ungkap Prof Mahardika, sembari mengatakan jika rabies di Bali dapat dikatakan terkendali jika tidak muncul kasus penularan, paling tidak dalam rentang waktu satu tahun.

Rabies atau penyakit anjing gila, merupakan penyakit yang disebabkan oleh Lyssavirus dari golongan Rhabdoviridae.

Rabies merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas.

Penyakit ini bersifat Zoonosis (Dapat ditularkan dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya) dan biasanya ditularkan melalui air liur (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka.

Dilansir dari laman Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Penyakit rabies masuk pertama kali ke Indonesia pada 1884, ditemukan oleh Schrool (orang Belanda) pada kuda.

Kemudian tahun 1889 Esser W, J, dan Penning menemukan penyakit rabies pada anjing.

Pada 1894, pertama kali virus rabies menyerang manusia, ditemukan oleh EV De Haan (orang Belanda).

Di Bali, rabies muncul kembali pada 14 November 2008, menimpa seorang warga Banjar Giri Darma, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan Badung dan penularan rabies di Bali masih belum terkendali sampai saat ini. (mit)

P to P Kasus Rabies 2023

- Jembrana 123 kasus

- Karangasem 54 kasus

- Bangli 34 kasus

- Klungkung 27 kasus

- Badung 17 kasus

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved