Pendidikan

Suarsana Merasa Tak Adil, Kisruh PPDB SD Belum Tuntas, Siswa KK Singaraja Tak Diterima

Hingga Jumat (23/6), para orangtua masih mendatangi Kantor Disdikpora Kota Denpasar guna meminta bantuan agar anaknya dapat bersekolah di SD negeri.

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Tribun Bali/Dwi Suputra
Ilustrasi sekolah baru - Hingga Jumat (23/6), para orangtua masih mendatangi Kantor Disdikpora Kota Denpasar guna meminta bantuan agar anaknya dapat bersekolah di SD negeri. 

TRIBUN-BALI.COM  - Banyak calon peserta didik baru yang akan memasuki tingkat SD kesulitan mencari sekolah negeri di Kota Denpasar.

Hal tersebut lantaran para orangtua dan calon peserta didik tak memiliki KK Denpasar. Lantaran kesulitan mencari sekolah negeri bagi putra-putrinya, para orangtua sempat menggeruduk Kantor Disdikpora Kota Denpasar pada Senin (19/6) guna menyampaikan keluh kesahnya.

Hingga Jumat (23/6), para orangtua masih mendatangi Kantor Disdikpora Kota Denpasar guna meminta bantuan agar anaknya dapat bersekolah di SD negeri.

Gede Suarsana, salah satu orangtua siswa yang sedang mencarikan anaknya sekolah, geram lantaran merasa diperlakukan tidak adil dalam penerimaan siswa SD negeri di Kota Denpasar.

Hal tersebut disampaikannya saat ditemui Tribun Bali di Disdikpora Kota Denpasar pada Jumat (23/6) pagi.

Suarsana menuturkan, ada sejumlah siswa di Pedungan Denpasar yang tak memiliki KK (Kartu Keluarga) Denpasar namun tetap diterima. Ke-6 siswa yang tak memiliki KK Denpasar itu berasal dari Pulau Jawa. Hal itu diketahuinya melalui pengumuman terkait siswa yang telah diterima bersekolah.

Baca juga: Jumlah SD Negeri di Denpasar Terbatas, Agus Wirajaya Sarankan Efisiensi Lahan

Baca juga: Kapasitas 400 Siswa, yang Daftar 600 Lebih, PPDB SMAN 1 Bangli, Tak Ada Tambahan Rombel

Ilustrasi Sekolah - Gede Suarsana, salah satu orangtua siswa yang sedang mencarikan anaknya sekolah, geram lantaran merasa diperlakukan tidak adil dalam penerimaan siswa SD negeri di Kota Denpasar.

Hal tersebut disampaikannya saat ditemui Tribun Bali di Disdikpora Kota Denpasar pada Jumat (23/6) pagi.


Suarsana menuturkan, ada sejumlah siswa di Pedungan Denpasar yang tak memiliki KK (Kartu Keluarga) Denpasar namun tetap diterima. Ke-6 siswa yang tak memiliki KK Denpasar itu berasal dari Pulau Jawa. Hal itu diketahuinya melalui pengumuman terkait siswa yang telah diterima bersekolah.
Ilustrasi Sekolah - Gede Suarsana, salah satu orangtua siswa yang sedang mencarikan anaknya sekolah, geram lantaran merasa diperlakukan tidak adil dalam penerimaan siswa SD negeri di Kota Denpasar. Hal tersebut disampaikannya saat ditemui Tribun Bali di Disdikpora Kota Denpasar pada Jumat (23/6) pagi. Suarsana menuturkan, ada sejumlah siswa di Pedungan Denpasar yang tak memiliki KK (Kartu Keluarga) Denpasar namun tetap diterima. Ke-6 siswa yang tak memiliki KK Denpasar itu berasal dari Pulau Jawa. Hal itu diketahuinya melalui pengumuman terkait siswa yang telah diterima bersekolah. (Tribunnews)

“Saya langsung lihat. Di sana kan ada pengumuman data yang diterima. Di sana ada KK non-Denpasar. Enam orang. Itu KK dari Pulau Jawa,” ungkap Suarsana.

Bahkan, Suarsana mengaku telah memfoto pengumuman tersebut kendati hasil fotonya buram. “Saya ada (fotonya) cuma tidak jelas. Buram,” tambahnya.

Suarsana yang memiliki KK Singaraja itu juga sempat menanyakan hal tersebut ke pihak sekolah. Suarsana menuturkan, pihak sekolah berdalih menerima enam siswa yang masuk ke dalam KK non-Denpasar itu lantaran usianya yang lebih dari 7 tahun.

“Saya sudah tanya juga kenapa diterima. Karena umurnya sudah lewat dari 7 tahun. Kita juga butuh (sekolah),” jelasnya.

Tak hanya bertanya kepada pihak sekolah, Suarsana yang akan menyekolahkan putrinya, Kadek Suciani itu juga bertanya ke Disdikpora Kota Denpasar. Namun, pihak Disdikpora Kota Denpasar belum dapat memberi jawaban. “Sudah (bertanya). Belum menjawab,” ujarnya.

Di akhir, ia menambahkan, pihaknya menerima aturan dengan mengutamakan siswa-siswi yang memiliki KK Denpasar dalam penerimaan siswa SD negeri di Kota Denpasar. Setelahnya, prioritas dapat diberikan kepada para siswa-siswi yang tak termasuk ke dalam KK Denpasar namun tetap di wilayah Bali.

"Saya menerima KK Denpasar dulu. Setelahnya baru masyarakat pendatang. Tapi diutamakan Bali,” pungkas Suarsana. (mah)

Bingung Ditanya Kapan Beli Sepatu

KETUT Widana (42), salah satu orangtua calon peserta didik baru saat ditemui di Kantor Disdikpora Kota Denpasar, Jumat (23/6) juga mengungkapkan hal sama. Widana mengaku sedih mendengar keluhan anaknya ketika ditanya oleh rekannya melanjutkan pendidikan di SD mana.

Sang anak yang belum mendapat kepastian itu akhirnya hanya menjawab tak tahu kepada teman-temannya.
“Sedih. Setiap tanya, kamu sekolah di mana, nggak tahu,” ungkap Widana.

Ia mengaku belum dapat memberi jawaban kepada sang anak, Kadek Amelia lantaran belum mendapat kepastian soal kelanjutan pendidikan putrinya itu. “Soalnya saya belum mastiin dapat. Saya tidak bisa menjawab,” jelas Widana yang bekerja sebagai driver ojek online itu.

Selain itu, para orangtua calon peserta didik baru, termasuk Widana, juga teriris hatinya ketika ditanya kapan membeli sepatu dan perlengkapan sekolah lainnya dari putra-putrinya. Para orangtua juga tak dapat menjawab pertanyaan itu lantaran belum ada kepastian.

Kadek Amelia melalui Widana menginginkan agar bersekolah di SDN 14 Pedungan Denpasar. Hal itu lantaran teman-teman Kadek Amelia sewaktu TK Kumara, Banjar Begawan, Denpasar telah diterima di SD tersebut.

“Sedangkan teman-teman TK-nya itu sudah diterima di sana. Rencananya di SD 14 Pedungan,” tambah Widana.

Widana yang memiliki KK Singaraja itu mengatakan, dirinya telah berusaha mendaftarkan anaknya di SDN 14 Pedungan Denpasar. Bahkan, ia telah mengumpulkan sejumlah berkas pendaftaran yang diminta pengelola TK untuk selanjutnya didaftarkan di SDN 14 Pedungan Denpasar.

Tak berselang lama usai mengumpulkan berkas, muncul wacana soal peserta didik yang diterima diprioritaskan kepada KK Denpasar.

“Dia minta kumpulin formulir. Sudah saya kumpulin. Selanjutnya keluar, yang diutamakan itu KK Denpasar. Diminta dari pihak TK. Saya sudah kumpulin data lengkap. Akta, KIA, cuma KK saya Singaraja. Sudah daftar di SD 14 (SDN 14 Pedungan) tapi nggak dapat,” jelas Widana.

Widana berharap, ada pengembangan jumlah siswa di SD tersebut agar putrinya dapat diterima lantaran berkasnya telah lengkap kendati memiliki KK Singaraja. “Misalnya ada pengembangan dari 32 (jumlah siswa) menjadi 40 atau 34, minta tolong, data saya sudah ada di sana,” pungkas Widana. (mah)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved