Berita Bali
Koster Klarifikasi Defisit Keuangan Pemprov Rp 1,9 Triliun : Yang Bikin Salah Aljabar
Koster Klarifikasi Defisit Keuangan Pemprov Rp 1,9 Triliun : Yang Bikin Salah Aljabar
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Fenty Lilian Ariani
“Jangankan sekarang Pandemi Covid-19 2020, 2021, 2022 selalu realisasinya 100 persen dari APBN apalagi sekarang ekonominya makin membaik jadi Rp 2,1 triliun pasti teralisasi. Kalau Rp 4,7 teralisasi karena situasi membaik kalau dihitung stagnan saja dari Juli sampai Desember Rp 16 Miliar sehari kita sudah melebihi Rp 4,7 triliun dan saya pstikan tidak akan stagnan karena tren nya naik dari Juli-Desember,” paparnya.
Namun ia pun menyiapkan kemungkinan terburuk jika angkanya stagnan di Rp 16 miliar perhari lalu kalikan 166 hari menjadi Rp 2,6 triliun.
Jadi total pendapatan Bali itu perkiraannya antara Rp 4,6-4,7 triliun terburuk pendapatan asli daerah dan dari APBN Rp 2,1 triliun sehingga total minimum Rp 6,7-6,8 triliun.
Sedangkan jika bersumber dari pendapatannya PKB dan BBNKB, Koster sudah hitung dengan detail potensinya adalah melebihi target dari Rp 4,7 triliun.
“Namun kita hitung yang buruknya dulu kira-kira dapat Rp 4,6-4,7 triliun belanja yang besarnya Rp 7,9 triliun kita tidak pernah realisasikan belanja 100 persen ada yang tidak terpenuhi, ada juga yang situasi lapangannya tidak memungkinkan,” tandasnya.
Secara empiris realisasi belanja Bali perkiraannya 90-95 persen tertinggi 95 persen lalu dikalikan Rp 7,9 triliun.
Jika realisasi 90 persen berarti itu sekitar Rp 7,1 triliun menurun dari rencana Rp 7,9 triliun atau kalau mau diambil tertinggi 95 persen realisasinya Rp 7,5 triliun.
Bandingkan sekarang pendapatan Rp 6,8 triliun dan realisasi belanja riil Rp 7,5 triliun, artinya defisit itu minimum Rp 300-700 miliar jadi bukan lagi 1 triliun apalagi 1,9 triliun.
“Jadi defisit 1,9 triliun itu salah aljabar yang bikin aljabarnya tidak lengkap kalau defisit 300-700 miliar saya punya skema untuk menyelesaikan,” kata dia.
“Pertama ada badan layanan umum daerah (blud) RS Mata Bali Mandara kalau kepepet kita pakai untuk menutup defisit. Kemudian kita bisa mengefisiensi belanja yang non prioritas bisa kita kurangi Jadi pda bulan Desember pasti klop saya pastikan klop. Di Pandemi 2 tahun bisa mengelola viskal dengan cermat apalagi sekarang situasinya sudah sangat sehat astungkara, tidak akan ada defisit 1,9 triliun. Yang bikin salah aljabar itu,” imbuhnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.