10 PMI Ilegal Asal Bali Dicekal, Banyak Tergiur Gaji Kerja di Luar Negeri

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sebanyak 10 pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal yang merantau ke luar negeri pada Januari hingga Juli 2023 dicekal Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali, IB Setiawan mengatakan akan melihat regulasi pencekalan dari PMI ilegal tersebut.

Baca juga: Diduga Akan Jadi PMI Ilegal, Imigrasi Ngurah Rai Bali Tunda Keberangkatan 331 WNI ke Luar Negeri

“Kalau dia unprocedural pasti kita harus lihat regulasi ini. kita pasti akan koordinasi dengan BP3MI karena keluarnya WNI kita ada tahapannya."

"Kalau unprocedural perorangan ini yang perlu kita cek dulu di tim kita dengan BP3MI maupun di Kementerian Ketenaga Kerjaan,” kata Setiawan di acara Pertemuan ‘Menuju Bali Emisi Nol Bersih 2045 untuk Percepatan Pencapaian Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ Jumat (4/8/2023).

Baca juga: Mengaku Penyalur PMI di Turki, Sariani Tipu Lima Warga Tejakula Buleleng

Ia mengatakan, 10 PMI ilegal yang dicekal BP3MI Bali belum ia ketahui secara pasti asalnya dari mana saja.

Menurutnya, memang jika melihat data PMI yang prosedural ada, namun jika berbicara WNI secara keseluruhan minat bekerja di luar negeri pastinya banyak.

Baca juga: Bahas PMI, Pertemuan Komisi IX DPR RI dan BPJS Ketenagakerjaan, Simak Beritanya !

Sehingga sangat perlu didata dengan cermat agar tidak salah. Ia tak menampik WNI lebih cenderung ingin bekerja di luar negeri karena melihat take home pay atau gaji yang didapatkan kan berbeda Indonesia, khususnya di Bali.

Masyarakat dalam hal ini, kata Setiawan, harus diberikan edukasi tak hanya dari Provinsi, tapi dari Disnaker Kabupaten atau Kota, termasuk agensi dan BP3MI bahwa ada tahapan yang harus dilalui supaya ada jaminan saat bekerja di luar negeri.

Baca juga: Jenazah PMI Korban Gempa Bumi Tiba di Bali, Kadisnaker Akan Data Ulang PMI di Luar Negeri

“Kalau perorangan tidak ada jaminan kontrak. Begitu ada masalah, ini yang agak susah dihadapi karena dia nonprosedural. Ini yang kita edukasi ke masyarakat luas bahwa pemerintah berusaha memberikan edukasi sampai ke tingkat bawah,” imbuhnya.

Sementara untuk PMI asal Bali yang prosedural bekerja di darat jumlahnya terdata hampir 5 ribu, Januari-Juni 2023.

Baca juga: 55 Permohonan Paspor Ditolak Imigrasi Denpasar, Ada Indikasi PMI Nonprosedural

Untuk data PMI yang bekerja di kapal pesiar pihaknya masih akan berkoordinasi di Kementerian Perhubungan Laut.

Jika melihat kilas balik kondisi pada saat pandemi Covid-19 PMI asal Bali yang pulang ke Bali sebanyak 21 ribu. Data ini memang sebarannya tidak di 1 lembaga Provinsi, Setiawan pun mencoba mengintegrasikan dengan stakeholder terkait.

Baca juga: Buka Musyawarah Kerja PMI Kota Denpasar Ke-VII, Wawali Arya Wibawa Minta PMI Tingkatkan Pelayanan

“Ini tak bisa simsalabim. Ada prosesnya. Kemudian mulai normal kan mulai banyak, bahkan salah satu agensi mereka memberangkatkan hampir 5 ribu-an. Berarti yang siap menggantikan di darat kurang lebih sama. Itu baru satu agensi. Di Bali ada 3 agensi besar,” paparnya.

Lantas mengapa banyak orang Bali yang lebih tertarik bekerja di luar negeri? Setiawan mengatakan, kembali lagi pada take home pay atau gaji yang ditawarkan dan dijadikan sebagai salah satu daya tarik.

Berkurangnya minat masyarakat bekerja di Bali, kata Setiawan, memang menjadi tugas bersama, tidak hanya Provinsi kemudian di Kabupaten Kota juga termasuk di dunia industri.