Berita Jembrana
Jembrana Bahas Ancaman Antraks, Buntut 3 Orang Meninggal Dampak Antraks Pada Sapi di Yogyakarta
Jembrana Segera Bentuk Tim Koordinasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Fenty Lilian Ariani
Kemudian, hewan mati tersebut tidak boleh ditanam, melainkan dibakar. Karena spora ini bisa muncul dari tanah," terangnya.
Selain antraks, kata dia, sejatinya masyarakat Bali harus mewaspadai munculnya penyakit meningitis yang disebabkan oleh virus streptococcus.
Sebab, belakangan ini sejumlah masyarakat menderita meningitis usai mengkonsumsi daging babi yang tidak diolah dengan matang.
"Kami harap ketika masyarakat mengkonsumsi daging, terutama daging babi agar dimasak dengan baik maksimal. Jangan sampai kejadian sebelumnya sampai terulang lagi," tegasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet), Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa juga mengungkapkan hal senada.
Saat ini, wilayah Jembrana juga mengalami ancaman penyakit antraks serta LSD. Sehingga pencegahan harus dilakukan agar jangan sampai terjadi di gumi makepung ini.
"Langkah antisipasi harus dilakukan. Karena ini akan berdampak ke perekonomian masyarakat kita nantinya," tegasnya.
Tim Koordinasi Diharapkan Jalan 2024
Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, dr Made Dwipayana mengakui, saat ini persiapan pembentukan tim koordinasi terus dilanjutkan. Diharapkan, pada awal 2024 mendatang tim koordinasi pencegahan dan pengendalian zoonosis dan penyakit infeksius baru di Jembrana bisa berjalan.
"Sekarang sedang proses pembentukan tim. Kami harap 2024 sudah jalan termasuk dengan anggarannya juga," harapnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.