Berita Denpasar
Banyak Kios dan Los di Pasar Tradisional di Denpasar Kosong, Pedagang Ingin Tinggalkan Pasar
Banyak kios dan los di pasar tradisional di Pasar Badung yang kosong. Hal ini membuat pedagang yang bertahan ingin meninggalkan pasar.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Banyak kios dan los di pasar tradisional di Pasar Badung yang kosong.
Bahkan 50 persen kios dan los di Pasar Badung lantai 3 dan 4 yang kosong.
Pantauan di lapangan, Senin 25 September 2023, banyak kios dan los yang kosong bahkan sudah berdebu.
Baca juga: Pasar Tematik dan Mall Pelayanan Publik Klungkung Diresmikan Saat Purnama Kelima
Dari semua kios yang ada di sisi selatan lantai 4, hanya terisi segelintir saja di bagian depan.
Sementara sisanya hanya tersisa pelang bekas berjualan.
Di lantai III, ada beberapa kios yang kosong dengan pintu rusak dan berbau pesing karena menjadi sarang tikus.
Beberapa ekor tikus pun lalulalang di dekat kios itu.
Baca juga: Rencana Revitalisasi Pasar Tabanan 2025, Pedagang Akan Direlokasi
Salah seorang pedagang yang berjualan pakaian di lantai 4 yang tak mau disebutkan namanya menuturkan, sebelum pandemi, beberapa kios sempat terisi.
Akan tetapi kini kios tersebut banyak yang ditinggalkan.
"Ada yang berjualan di Wisata (Jalan Thamrin). Karena di sini sepi," katanya.
Baca juga: Pemkab Bangun Pasar di Desa Pupuan Tegalalang Senilai Rp 2,6 miliar
Pedagang itu menambahkan, penyebab sepi karena tempatnya agak tinggi dan pembeli enggan ke lantai 3 maupun 4.
Apalagi untuk kios yang berada di belakang.
Tak hanya itu, ia menyebut jika ukuran kios yang lebih kecil membuat pedagang sulit bergerak.
"Saya dari pagi hanya dapat jualan dua potong pakaian saja. Apalagi kita kalah dengan online sekarang," katanya.
Baca juga: Revitalisasi Pasar Umum Negara Segera Dieksekusi, Bupati: Sabar dan Fokus, Kunci Keberhasilan
"Bukan sehari, tapi sebulan kadang saya tidak dapat jualan. Bukan hanya saya saja, yang lain juga begitu," katanya.
Kondisi ini membuatnya ingin meninggalkan pasar.
Hanya saja dia mengaku masih belum memiliki pekerjaan lain untuk menyambung hidup.
"Saya tidak ada pilihan. Tapi sepinya ini saya perkirakan akan berlanjut yang kemungkinan akan ikut tutup kios ini," ujarnya.
Baca juga: Tiga Kendaraan Hilang di Parkir Pasar Badung Sejak 2022, Dua yang Memenuhi Syarat Klaim Kehilangan
Ia pun berharap ada kemudahan semisal biaya operasional dan sewa bisa ditekan.
Saat ini dia mengaku masih membayar Rp500 ribu per bulan.
Dia berharap jika biaya bulanan bisa Rp50 ribu kemungkinan dia masih bisa bertahan.
Sementara itu, Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar Ida Bagus Kompyang Wiranata mengatakan, sebenarnya pedagang saat ini sudah diberikan keringanan biaya sewa.
Semestinya mereka bayar Rp300 ribu per bulan, namun kini hanya bayar Rp175 ribu.
Ditambah biaya operasional pedagang (BOP) Rp7.500 kali 30 hari menjadi total yang harus dibayar pedagang adalah Rp400 ribu per bulan.
"Mudah mudahan dengan selesainya renovasi Pasar Kumbasari akan berdampak ke Pasar Badung," katanya.
Sebelumnya ia membenarkan adanya kios dan los kosong di Pasar Badung.
Ia mengungkapkan jumlahnya mencapai 50 persen dari jumlah pedagang di lantai 3 dan 4.
Sedangkan lantai 2 dan 3 masih terisi penuh.
Dia menuturkan, banyak pedagang yang relokasi ke Pasar Lokitasari pascakebakaran terdahulu belum kembali lagi ke Pasar Badung.
"Jika pedagang tersebut kembali, suasana akan ramai lagi," katanya.
Kekosongan kios dan los inipun dikatakan olehnya, berpengaruh terhadap pendapatan perumda.
Hal tersebut karena banyak pedagang yang memiliki tunggakan pembayaran iuran BOP.
Menurutnya, kekosongan ini tidak hanya terjadi di Pasar Badung, namun juga teejadi Pasar Kumbasari, Pasar Satria dan Pasar Kereneng.
Bahkan ada yang telah mengembalikan tempat berjualan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.