Berita Jembrana

Pedagang Pasar Umum Negara Keluhkan Sepi Pembeli, Satu per Satu Kios di Pasar Relokasi Tutup

Sementara itu, Bupati Jembrana, I Nengah Tamba menyusun program agar pasar relokasi semakin ramai pembeli.

Tribun Bali/ I Made Prasetia
SEPI PEMBELI - Pasar relokasi di area parkir Kantor Bupati Jembrana masih sepi pembeli. Omzet pedagang anjlok setelah sebulan di tempat ini. Pemerintah diminta serius menggarap program voucer belanja.  

TRIBUN-BALI.COM - Sebulan sudah pedagang Pasar Umum Negara, pindah ke tempat relokasi di area parkir kantor Bupati Jembrana. Hari-hari mereka penuh dengan rasa penantian akan datangnya pembeli.

Namun waktu sebulan ternyata tak cukup, membuat lapak pedagang ramai. Mereka justru merasakan dagangan semakin sepi pembeli. Bahkan satu per satu pedagang memilih untuk menutup kiosnya.

Kata pedagang, sepinya pembeli di tempat relokasi sudah sedari awal. Pendapatan mereka turun drastis. Para pedagang mulai mempertanyakan optimisme Pemkab Jembrana yang menyebutkan pasar relokasi akan ramai pembeli.

Kian hari bukan bertambah, namun justru semakin sepi. "Hanya ada beberapa pembeli setiap harinya. Omzet kami jauh turunya," keluh pedagang yang meminta namanya tidak disebutkan, Minggu (24/9).

Baca juga: Bangli Tak Jadi Bangun Jembatan Gantung, Proyek Terlalu Mahal, Uang Hadiah dari Pusat Kurang

Baca juga: ADU Jotos di Karangasem dan Suara Tangisan Perempuan di Video Pengeroyokan di Buleleng

Baca juga: Jero Dasaran Alit Mengaku Dipeluk Duluan Oleh Cening, PHDI Sayangkan Pemuka Agama Terseret Kasus Ini

Optimisme pemerintah yang akan membawa ribuan pembeli ke pasar relokasi setidaknya hingga kini belum terbukti. Pedagang merasa pernyataan tersebut hanyalah penghibur atau jangan-jangan tidak dijalankan dengan maksimal.
 
"Dulu katanya (Pemkab Jembrana) akan mendatangkan ribuan pembeli. Tapi sampai sekarang belum kami rasakan. Hanya beberapa yang ke sini," keluhnya.

Dengan kondisi saat ini, para pedagang pasrah. Bahkan beberapa pedagang terpaksa menutup kiosnya. Mereka merasa buang-buang waktu. Jika serius, mereka berharap Pemkab Jembrana merespons segera masalah ini. "Ada kios memilih tutup karena sepi," tandasnya.

Penggusuran sementara para pedagang Pasar Umum Jembrana memang berlangsung pelik. Beberapa kali mediasi digelar. Pedagang awalnya menolak namun proyek ini harus tetap berjalan. Mereka menyerah dan akhirnya bersedia pindah ke tempat relokasi.

Sementara itu, Bupati Jembrana, I Nengah Tamba menyusun program agar pasar relokasi semakin ramai pembeli. Ia meminta PNS (eselon II hingga IV) yang bertugas di lingkup Pemkab Jembrana urunan untuk pengadaan voucer belanja yang akan diberikan kepada warga miskin di sekitar pasar relokasi.

Voucer itu bisa ditukarkan dengan barang yang dijual para pedagang. "Kami harap nanti mereka (ASN) Ikhlas. Dari Rp 10 ribu, Rp 50 ribu dan seterusnya. Mungkin nanti ada yang Rp 200-300 ribu. Ini khusus untuk PNS, mungkin dari fungsional hingga eselon II setingkat kepala dinas," kata Tamba.

Kata Tamba, saat donasi sudah terkumpul akan dikonversi dalam bentuk kupon belanja. Per kupon bakal memiliki nilai Rp 10 ribu. "Yang diprioritaskan nanti adalah warga kita yang kurang mampu dan sebagai penyanding tempat relokasi ini. Masing-masing warga diberikan 5 kupon," jelasnya.

Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Jembrana, I Komang Agus Adinata mengatakan, seluruh ASN khususnya PNS bakal memberikan sumbangan sukarela untuk dijadikan voucer belanja bagi masyarakat.

"Warga yang akan menerima voucer itu adalah mereka yang tinggal di seputaran pasar selokasi. Ya ada sumbangan dari ASN untuk voucer belanja bagi masyarakat kurang mampu seputar desa kelurahan terjangkau pasar nantinya," ungkapnya. (mpa)


Urunan PNS Terkumpul Rp 55 Juta

Para pedagang diharapkan memahami kondisi di pasar relokasi. Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Jembrana, I Komang Agus Adinata meminta para pedagang bersabar dan berkomitmen selama proses pembangunan Pasar Umum Negara. "Kami sangat memahami kondisi yang dialami para pedagang. Kami mohon untuk bersabar dulu," jelasnya.

Kata dia, berbagai upaya sudah dilakukan. Saat ini urunan dari para ASN masih terus dikumpulkan dan sedang proses dikonversi menjadi kupon belanja. Kupon tersebut nantinya dibagikan kepada masyarakat. "Sampai kemarin sudah tercatat Rp 55 Juta. Untuk kupon belanja masih proses cetak dan segera dibagikan. Minimal Oktober (bulan depan) sudah jalan," kata dia. (mpa)

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved