Berita Bali

Sudahkah Bali Butuh LRT Untuk Atasi Kemacetan? Ini Jawaban Komisi Tiga DPRD Bali

Sudahkah Bali Butuh LRT Untuk Atasi Kemacetan? Ini Jawaban Komisi Tiga DPRD Bali

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Fenty Lilian Ariani
Pixabay
Ilustrasi LRT 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kehadiran Light Rail Transit (LRT) di Bali digadang-gadang akan mengurangi kemacetan terutama yang terjadi didaerah Pariwisata.

Namun, apakah memang saat ini Bali sudah membutuhkan LRT untuk mengatasi kemacetan

Ketua Komisi 3 DPRD Provinsi Bali A.A. Ngurah Adhi Ardhana ketika dikonfirmasi mengatakan menurutnya lebih baik membenahi fasilitas pejalan kaki terlebih dahulu. 

“Menurut saya, fasilitas berjalan kaki yg baik dan terkoneksi mendahului terkait LRT. 

LRT adalah solusi pada saat kendaraan umum yg ada sudah tidak mampu melayani masyarakat, namun faktanya masyarakat bali sampai saat ini belum berkeinginan untuk menggunakan kendaraan umum,” jelas, Adhi pada, Selasa 26 September 2023. 

Adhi Ardana memungkiri kemacetan di Bali dalam pandangannya yakni akibat budaya masyarakat yang selalu menggunakan kendaraan pribadi dalam beraktifitas, kendaraan umum belum diminati.

Keberminatan terhadap kendaraan umum berujung atas belum kerkoneksi dan terintegrasi antar moda di Bali. 

“Selain dari pada tingkat keberminatan berjalan kaki yang rendah karena tidak bagusnya fasilitas umum berupa pedestrian atau trotoar yang juga mesti tersambung dengan baik,” imbuhnya. 

Namun, kata Adhi dengan adanya perencanaan LRT di Bali, salah satu tambahan moda kendaraan umum baru yang akan menyempurnakan sambungan antar tujuan dan antar moda atau terkoneksi dan terintegrasi. 

“Setuju, namun tentunya agar trase yang di rencanakan harus memiliki tingkat keberminatan tinggi, agar tidak berulang kebijakan Bus TMD yang hampir selalu kosong,” bebernya. 

Sedangkan untuk pelaksanaan pembangunan LRT di bawah tanah, Adhi mengatakan pastinya akan terkendala masalah tanah yang pastinya harus dibebaskan saat dilalui oleh LRT bawah tanah tersebut.

Meskipun ruang atas akan tetap memiliki nilai ekonomis yang cukup.

Baca juga: Biaya Pembuatan LRT Bawah Tanah di Bali Mahal, Ini Faktornya

Baca juga: LRT Bali Akan Difokuskan Untuk Akses ke Bandara, Bukan Transportasi Publik

Dan mengenai harga pembuatan LRT bawah tanah yang terkesan mahal, Adhi mengatakan akan menjadi kajian dari investor. 

“Besaran biaya tentu bukan menjadi bahasan kita, namun menjadi kajian oleh pihak ke 3 yang memiliki keyakinan bahwa investasinya akan berhasil,” tutupnya. (*)
 
 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved