Virus Nipah
Virus Nipah Jadi Ancaman, Sementara Wisman India Jadi Terbesar Kedua Masuk ke Bali, Ini Kata Dispar
Hingga kini belum ada arahan pasti, terkait pencegahan Virus Nipah untuk kegiatan berwisata.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hingga kini belum ada arahan pasti, terkait pencegahan Virus Nipah untuk kegiatan berwisata.
Virus Nipah yang ditemukan di India ini, kabarnya telah merenggut beberapa nyawa di India. Kemudian di Bali sendiri, wisatawan mancanegara (wisman) India merupakan wistawan kedua terbanyak yang datangi Bali setelah Australia.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun, sampai saat ini pihaknya belum ada arahan dari Kemenkes atau dari Pemerintah Pusat mengenai Virus Nipah ini.
“Jadi saya mengacu ke pemerintah, apakah berdasarkan WHO atau bagaimana. Dari sini masih dimonitor dengan KKP di Bali,” jelasnya pada Minggu 1 Oktober 2023.
Untuk saat ini, kata Pemayun, ia belum bisa mengatakan apakah Virus Nipah berpengaruh pada jumlah wisatawan yang datang ke Bali.
Pasalnya tren kunjungan wisman dari India, masih meningkat terus dengan urutan masih nomor dua tertinggi setelah Australia.
Ia pun kembali mengingatkan kepada pelaku pariwisata, agar tetap menjaga kesehatan saat sedang menghandle tamu, walaupun bukan dari India.
Baca juga: Penyeberangan Nusa Penida Ramai Setelah Nyepi Segara, Jumlah Penumpang 2 Kali Lipat dari Hari Biasa
Baca juga: Tabrakan Beruntun! 5 Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Desa Gitgit Buleleng, Begini Kondisi Korban!
Baca juga: Curanmor di Bali, Waspada Motor Tanpa Kunci Setang, Pelaku di Buleleng Tertangkap,di Klungkung Buron

“Harapan semoga terkait dengan ini, ketika kita sebagai yang datang dari manapun juga kalau merasa kurang enak badan ya pakai masker jaga kesehatan, untuk yang menghandle tamu.
Walaupun bukan tamu dari India kita harus tetap waspada, karena virus bisa ada dimana-mana. Kalau bisa istirahat dulu,” harapnya.
Menurut data kunjungan wisman India dari Dinas Pariwisata Bali pada Januari sebanyak 21.700 orang, Februari sebanyak 28.011 orang, Maret sebanyak 28.167 orang, April sebanyak 35.854 orang, Mei sebanyak 48.300 orang, Juni sebanyak 52.131 orang, Juli sebanyak 40.843 orang, dan September sebanyak 33.867 orang.
Sehingga total wisman India yang sudah masuk ke Bali pada tahun 2023 sebanyak 288.873 orang.
Dinkes Bali Jelaskan Bagaimana Penularan Virus Nipah ke Manusia
Bali kini harus kembali waspada pasalnya, terdapat Virus Nipah yang ditemukan di India.
Bahkan kabarnya Virus Nipah ini, telah merenggut beberapa nyawa masyarakat di India.
Kemudian di Bali sendiri, wisatawan mancanegara (wisman) India merupakan wistawan kedua terbanyak yang datangi Bali usai Australia.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/4022/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Nipah.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom menjelaskan penyakit Virus Nipah merupakan salah satu penyakit emerging yang disebabkan oleh Virus Nipah.
Virus Nipah dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis) maupun dari manusia ke manusia.
Kelelawar buah dan babi diketahui telah terbukti memberikan wabah Virus Nipah di Malaysia dan Singapura.
"Cara penularan dapat melalui kontak dengan urin, air liur, spesimen atau makan yang terkontaminasi. Dengan penerbitan surat edaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan bagi semua pemangku kepentingan terkait deteksi dini kasus penyakit Virus Nipah,” jelasnya pada, Minggu 1 Oktober 2023.
Terlebih mengingat letak geografis Indonesia berdekatan dengan Malaysia, dan juga negara yang melaporkan wabah, maka kemungkinan resiko penyebaran dapat terjadi.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari kontak dengan hewan atau jaringan hewan yang terinfeksi.
Warga diminta menggunakan alat pelindung diri jika terpaksa melakukan kontak. Selanjutnya, menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi atau cuci tangan setelah mengunjungi orang sakit.
"Petugas kesehatan harus melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi standar saat menangani spesimen atau merawat yang dicurigai terkonfirmasi Virus Nipah," bebernya.
Sebelumnya seperti yang diketahui bersama virus ini sudah ada sejak tahun 1998, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan Virus Nipah pertama kali diidentifikasi pada tahun 1998 di Malaysia dan Singapura.
Munculnya virus tersebut disebabkan kelelawar. Kini, virus itu kembali ada di India yang menyebabkan dua orang meninggal. (*)
Dipanggil Satpol PP Dua Usaha Paralayang di Kuta Selatan Ternyata Bodong |
![]() |
---|
KISAH Pilu Korban Tewas Bali Dolphin Cruise II, Mendiang Kadek Adi Jadi ABK Baru Sebulan |
![]() |
---|
TRAGEDI Kebakaran Lahan Dekati Pemukiman Warga di Karangasem, Simak Beritanya Berikut Ini |
![]() |
---|
EVAKUASI Korban Tuntas! Puing Kapal Bali Dolphin Cruise 2 Dibersihkan dari TKP, Terjunkan Alat Berat |
![]() |
---|
Jawaban Aktivitas 3, Soal Pendidikan Agama Islam Kelas 9 Halaman 175 Kurikulum Merdeka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.