Berita Klungkung

3 Kali Teriak Tolong Lalu Hilang di Laut, Sutrisna Jatuh ke Tebing Sedalam 20 Meter di Nusa Penida

Ia sempat teriak meminta tolong tiga kali, namun suaranya kemudian hilang di antara deru gelombang laut.

Istimewa
TERSERET OMBAK - Tim SAR gabungan pencaran I Wayan Sutrisna, Jumat (6/10). Ia dilaporkan hilang setelah terjatuh dari tebing di Pantai Tanjung Naup, Nusa Penida, Kamis kemarin saat memancing. 

TRIBUN-BALI.COM - I Wayan Sutrisna (31) terjatuh ke dasar tebing sedalam 20 meter. Ia sempat teriak meminta tolong tiga kali, namun suaranya kemudian hilang di antara deru gelombang laut.

Kapolsek Nusa Penida Kompol Ida Bagus Putra Sumerta mengatakan, peristiwa itu terjadi Kamis (5/10) sekitar pukul 18.00 Wita. Sore itu Sutrisna bersama tiga temannya, I Nyoman Mulu (57), I Kadek Alit (27), dan I Kadek Putra Adnyana (28) mancing di spot baru.

Lokasi baru itu disebut Pantai Tanjung Naup. Padahal sebelumnya, warga asal Desa Sakti, Nusa Penida itu rencananya akan mancing di Pantai Andus. Mereka tiba di lokasi jam tujuh malam.

"Korban (I Wayan Sutrisna) dan saksi (Nyoman Mulu, Kadek Alit dan Kadek Putra Adnyana) tiba di lokasi mancing (Pantai Tanjung Naup) sekitar Pukul 19.00 Wita," ujar Ida Bagus Putra Sumerta, Jumat (6/10).

Baca juga: India Tempati Posisi Kedua Penyumbang Wisman ke Bali, Menparekraf Dorong Penerbangan Langsung

Baca juga: Pengamat : Bali Tergesa-gesa Bangun LRT, Transportasi Umum Diberikan Gratis Malah Kosong

TERSERET OMBAK - Tim SAR gabungan pencaran I Wayan Sutrisna, Jumat (6/10). Ia dilaporkan hilang setelah terjatuh dari tebing di Pantai Tanjung Naup, Nusa Penida, Kamis kemarin saat memancing.
TERSERET OMBAK - Tim SAR gabungan pencaran I Wayan Sutrisna, Jumat (6/10). Ia dilaporkan hilang setelah terjatuh dari tebing di Pantai Tanjung Naup, Nusa Penida, Kamis kemarin saat memancing. (Istimewa)

Pantai Tanjung Naup secara geografis hampir sama dengan pantai lainnya di wilayah Desa Bunga Mekar. Pesisirnya berada di bawah tebing curam. Sutrisna, Mulu, dan Alit berada di atas tebing dengan ketinggian sekitar 20 meter.

"Sebelum mancing, korban dan saksi sempat beristirahat dan makan, sembari menyiapkan alat-alat pancing," jelas Putra Sumerta.

Sutrisna memulai mancing dari pinggir tebing yang gelap. Sementara Nyoman Mulu, Kadek Alit, dan Kadek Putra Adnyana memilih beristirahat. Tiba-tiba mereka mendengar suara ombak yang sangat keras.

"Setelah mendengar ombak keras itu, mereka reflek mengarahkan senternya ke tempat korban sebelumnya mancing. Namun saat itu korban sudah tidak ada," demikian jelas Putra Sumerta.

Mulu, Alit dan Putra berkali-kali memanggil Sutrisna. Korban meminta tolong dari arah laut. Dalam sekejap suaranya sudah tidak terdengar lagi. Ketiganya tidak bisa berbuat banyak karena kondisi ombak yang besar di bawah tebing.

Mereka kemudian melapor ke kepolisian dan dilanjutkan dengan upaya pencarian oleh Tim SAR. Namun pada saat kejadian, kondisi gelap, ombak tinggi dan arus air laut kencang. Tim SAR memutuskan tidak melakukan upaya pencarian di laut karena mempertimbangkan keselamatan petugas.

"Malam kemarin kami langsung melakukan pencarian di pinggiran tebing-tebing, karena apabila melakukan pencarian di laut dengan keterbatasan jarak pandang tidak efektif," jelas Kepala Kantor SAR Denpasar, I Nyoman Sidakarya. (mit)


Pantauan dari Darat

Upaya pencarian dilanjutkan Jumat (6/10) pagi kemarin. Basarnas mengerahkan satu unit Right Inflatable Boat (RIB) untuk penyisiran di perairan. Pencarian pertama tim SAR gabungan menggerakkan enam personel dari Pos SAR Nusa Penida, Pos TNI AL Nusa Penida dan BPBD.

"Kami melakukan perhitungan dari arah angin, kondisi arus dan gelombang untuk ploting area pencarian, dan fokus area pencarian seluas empat Nm2. Sementara penyisiran darat dua kilometer," kata Kepala Kantor SAR Denpasar, I Nyoman Sidakarya.

Operasi SAR masih terkendala gelombang tinggi. Petugas sudah beberapa kali mencoba memasuki area pencarian namun belum memungkinkan. Pukul 09.35 Wita, SAR gabungan siaga di Toyapakeh. "Dengan menyesuaikan kondisi, maka tim darat diperkuat untuk pemantauan kemungkinan tanda-tanda terlihatnya korban," jelas dia. (mit)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved