Human Interest Story
Kisah Atlet Panjat Tebing Desak Rita, Kena Cacar Air Saat Asian Games Hingga Sempat Tidak Direstui
Lika-Liku Perjalanan Desak Rita Jadi Atlet Panjat Tebing, Kena Cacar Air Saat Asian Games Hingga Sempat Tidak Direstui Ayah
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
"Sempat saya larang, padahal waktu SD itu dia sudah sering dapat juara. Saya takut dia jatuh. Ya namanya lihat anak perempuan ikut olahraga begitu saya jadi khawatir. Dia sempat latihan sembunyi-sembunyi pergi naik ojek. Tapi setelah diberi pemahaman oleh pelatihnya, katanya tali yang digunakan aman dari sana saya berpikir ya sudah mungkin sudah jalan hidupnya jadi atlet," ungkapnya.
Diakui Dewa Sekar, anaknya itu harus melewati lika-liku perjuangan yang panjang sebelum akhirnya sukses menjadi atlet yang membanggakan.
Pasalnya Desak Rita terlahir dari keluarga kurang mampu.
Dewa Sekar sempat terlilit utang saat bekerja sebagai seles.
Kemudian mencoba terjun ke bidang pariwisata, namun tergerus Pandemi Covid-19.
Hingga kini ia memilih untuk fokus berkebun.
Atas kondisi tersebut, Dewa Sekar mengaku tidak cukup uang untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Desak Rita untuk menjadi atlet panjat tebing.
Ibunya bahkan harus menjual pandan terlebih dahulu agar mendapatkan uang Rp 30 ribu.
Uang itu diberikan untuk bekal Desak Rita latihan.
"Uang Rp 30 ribu itu ceritanya untuk bekal tapi tidak boleh dibelanjakan. Hanya untuk jaga-jaga siapa tau jalan ban motor bocor. Saat mau Kejurnas di Karangasem juga dia tidak punya celana. Saya belikan di toko Kintamani dengan harga Rp 15 ribuan. Setiap ada kejuaraan di Bali, selalu saya antar naik motor Honda Supra. Itu jadi kenangan yang tidak bisa saya dilupakan," tutur Dewa Sekar.
Desak Rita memiliki kemauan untuk membantu meningkatkan perekonomian keluarga. Ia terus berlatih dengan disiplin.
Hingga pada 2020 ia berhasil masuk dalam pemusatan latihan nasional (pelatnas), bahkan sukses meraih tiket mewakili Indonesia pada Olimpiade 2024 mendatang.
"Ekonomi kami sekarang terangkat berkat prestasinya dia. Dia bisa merenovasi rumah dan membantu biaya sekolah adiknya dari bonus-bonus yang dia dapatkan. Bonusnya juga dipakai beli tanah dibeberapa tempat," ucap Dewa Sekar.
Selama menjalani Pelatnas, wanita kelahiran Singaraja 24 Januari 2001 itu baru tiga kali pulang ke kampung halamannya.
Terakhir ia pulang saat manis Pagarwesi. Setiap pulang, Desak Rita selalu meminta kepada ibunya untuk dimasakan ikan pindang saus tomat, yang menjadi makanan favoritnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.