KTT AIS Forum di Bali
Gelar Aksi Tanam Mangrove, AIS Forum Ajak Nelayan Lokal Suarakan Pentingnya Preservasi Sektor Biru
KTT AIS Forum 2023 di Bali, pentingnya keberadaan ekosistem hutan mangrove bagi perekonomian nelayan lokal
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dalam menyemarakkan perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, para nelayan lokal ikut serta dalam aksi Mangrove Clean Up and Planting di Kawasan Dam Suwung Batu Lumbang, Bali, Rabu 11 Oktober 2023.
Para nelayan yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Mina Werdhi Batu Lumbang menggandeng para generasi muda pecinta lingkungan untuk melakukan gerakan 'Mangrove Clean Up Kayak Party’.
Pada gerakan ini, setidaknya 50 partisipan mengendarai kayak menyusuri hutan mangrove untuk menanam 500 bibit mangrove dengan jenis Rizophora Mucronata dan membersihkan sampah-sampah yang tersangkut di sepanjang area hutan mangrove.
Tujuan utamanya adalah mempertahankan dan menambah luasan kawasan hutan mangrove serta mengurangi sampah plastik yang memberikan dampak buruk bagi ekosistem hutan mangrove.
Baca juga: Sukses Diselenggarakan, KTT AIS Berkomitmen Tingkatkan Kerja Sama Membangun Ekonomi Biru
I Wayan Kona Antara, Ketua KUB Nelayan Segara Guna Batu Lumbang dalam pernyataannya menyorot tentang pentingnya keberadaan ekosistem hutan mangrove bagi perekonomian nelayan lokal.
"Kebetulan wilayah kerja dari para nelayan di sini mempunyai teluk yang ada mangrove-nya. Nah itu kita punya potensi dari mangrove bisa kita dapatkan yang daunnya bisa diolah jadi aneka makanan dan juga minuman. Selain itu potensi dari hutan mangrove ini juga bisa dikembangkan jadi eko wisata. Jadi kami ini jauh lebih punya varian ekonomi dari nelayan-nelayan yang berhadapan langsung dengan laut lepas," ungkapnya saat ditemui awak media seusai program Mangrove Clean Up Kayak Party.
Ia juga menyampaikan baha sumber daya perikanan di kawasan hutan mangrove ini memiliki potensi yang cukup besar.
Maka itu, dengan memastikan lokasi mangrove tetap terjaga kebersihannya, sumber daya yang ada bisa dimanfaatkan untuk menopang penghidupan masyarakat.
“Kami punya tekad bagaimana kami bisa menjaga lingkungan ini sehingga sumber perikanan itu tumbuh dan kami rasakan sekarang. Di samping itu kami juga merawat hutan mangrove ini," tutupnya.
Para partisipan menyusuri hutan mangrove dengan menggunakan kayak dan membersihkan sampah-sampah yang berserakan di sepanjang rutenya.
Di akhir sesi, secara kolektif dilakukan penanaman 150 bibit mangrove.
Kumpulan Artikel Bali

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.