TPA Suwung Kebakaran
Pengungsi Kebakaran TPA Suwung Dipulangkan ke Daerahnya, Wali Kota Denpasar: Simpan Sampah di Rumah
TPA Suwung Terbakar, Jaya Negara juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Proyek pemerintah pusat TPA Suwung ruangan hijau (ecopark) dengan sistem sanitary landfill, menurutnya, mubazir.
Diketahui 22 hektare lahan di TPA Suwung dilakukan penutupan dan penataan area TPA yang telah penuh sampah dengan dibuat terasering, ditangkap gas metana yang ada, dialirkan lindinya dan dilakukan penghijauan menjadi ruang terbuka hijau, pembangunan 2 cell sanitary landfill seluas 5 hektare dan pematangan lahan seluas 5 hektare untuk lokasi PLTSa.
"Saya tidak setuju sanitary landfill karena sama dengan bom waktu kecuali dibuatkan saluran untuk gas beberapa titik. Gas metana ditutupi pakai tanah tetap ada gas metana. Kecuali ada pipa, tapi tetap polusi juga," katanya. (sar)
Yanto Antre hingga Tiga Jam
IMBAS kebakaran TPA Suwung Denpasar dan TPA Mandung Tabanan membuat pengalihan pembuangan sampah dilakukan di TPA Kelating, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan.
Dampaknya, terjadi antrean truk sampah yang masuk. Petugas juga kewalahan, karena TPA bekas galian C itu harus menampung sampah dari tiga kabupaten/kota, yakni Denpasar, Badung dan Tabanan.
Seorang pengangkut sampah, Yanto mengaku, memang harus mengantre selama dua hingga tiga jam untuk bisa membuang sampah. Karena memang mengantre dan tidak bisa langsung menuju TPA.
"Kurang lebih dua atau tiga jam lah, Mas,” ucapnya, Selasa 17 Oktober 2023.
Yanto mengaku, biasanya ia membuang di TPA Suwung untuk sampah yang diangkutnya dari Kerobokan, Kuta Utara, Badung.
Karena TPA Suwung kebakaran, maka sejak itu pembuangan dialihkan ke TPA Kelating.
Apalagi, TPA Mandung juga tidak bisa menampung karena kebakaran juga.
"Biasanya di Suwung. Karena kebakaran, ya ke sini. Ini sampah-sampah dari restoran vila dari Kerobokan,” ungkapnya.
Bendesa Adat Kelating. Dewa Made Maharjana mengatakan, rata-rata dalam sehari ada 66 truk pengangkut sampah yang datang sejak kebakaran di TPA Suwung dan RTPA Mandung, dan menjadikan lahan galian C tersebut sebagai tempat pembuangan sementara.
Maksimal yang datang 70 truk per hari.
"Mulai Minggu (15 Oktober 2023) sudah banyak truk sampah yang datang,” katanya.
Dia mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan untuk mendatangkan alat berat untuk mempercepat proses penguraian tumpukan sampah sehingga mengurangi bau dan antrean armada pengangkut sampah.
Sebab, hanya ada satu alat berat yang beroperasi dan kondisinya pun sudah tua.
“Itu untuk mempercepat proses penanganan sampah dan tidak ada mobil sampah yang sampai antre di jalan desa," katanya.
Sementara itu, maraknya kebakaran TPA di Bali, membuat Pemkab Klungkung terus melakukan pencegahan.
Penyiraman sampah di TPA Sente, Desa Pikat semakin gencar dilakukan untuk mengantisipasi munculnya titik api dan memicu kebakaran.
Kepala Seksi Penyelamatan dan Pemadaman Kebakaran, Damkar Klungkung, I Gede Erwan Supriantana mengatakan, penyiraman sampah di TPA Sente sudah dilakukan sejak sebulan belakangan.
Saat ini penyiraman sampah dengan damkar semakin digencarkan, yakni minimal dua kali dalam sehari.
Rata-rata 2 tangki kapasitas sekitar 4.000 liter air habis untuk menyiram di TPA Sente.
"Kadang pagi, kadang siang dan sore (penyiraman sampah), tergantung kondisinya. Tapi belakangan ini lebih sering penyiraman siang dan sore hari, mencegah kebakaran akibat dari gas metana di bawah tumpukan sampah,” ujar Erwan, Selasa 17 Oktober 2023.
Tidak hanya di TPA Sente, penyemprotan juga dilakukan di TPA Biaung Nusa Penida.
Penyemprotan sampah ini tidak sembarang dilakukan di tumpukan sampah.
Petugas mencari tumpukan sampah lama, yang rentan menghasilkan gas metana.
Mengingat gas metana ini yang biasanya memicu kebakaran seperti di TPA Suwung di Denpasar, TPA di Tabanan, dan TPA di Gianyar.
Kepala Satuan Pol PP dan Damkar Klungkung, Dewa Putu Suarbawa mengatakan, pihaknya mengerahkan 2 armada pemadam kebakaran untuk menyiram sampah di TPA Sente.
Sampah disiram 2 kali dalam sehari.
"Kalau pagi biasanya dari jam 8 sampai jam 9. Kalau sore dari jam 4 sampai jam 5 sore," ujar Dewa Putu Suwarbawa.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Klungkung, I Ketut Suadnyana mengatakan, tahun-tahun sebelumnya sampah di TPA Sente juga beberapa kali kebakaran.
Sehingga Pemkab Klungkung sempat memasang instalasi pipa untuk mengeluarkan gas metana dari dalam tumpukan sampah.
“Sampah dilobangi kemudian dimasukkkan pipa di sejumlah titik untuk mengeluarkan gas metana itu, sehingga gas keluar tanpa terpendam di tengah yang mengakibatkan kebakaran,” jelas Ketut Suadnyana. (ang/mit)

Kumpulan Artikel Denpasar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.