Berita Tabanan
Ditutup Sehari, TPS Kelating Ditata, Kiriman Sampah Overload 300 Ton
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kelating sebelumnya disebut TPA, ditutup sehari oleh pengelola TPS.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Fenty Lilian Ariani
Seandainya bisa memilih, maka pihak Desa Adat akan menolak.
“Kalau bukan darurat sampah dan untuk Bali. Kami pasti sudah nolak. Kami sudah sangat kewalahan. Apalagi bau sampah begini kan menyengat. Dan bekas galian itu peruntukan bukan TPA,” ungkapnya.
Selama beberapa waktu terakhir atau setelah kebakaran TPA Suwung dan Mandung, sambungnya, paling tidak ada 300 ton sampah yang dibuang di TPS Kelating.
Akumulasi dari sekitar 100 hingga 150 truk yang membuang sampah di Kelating.
“Khususnya untuk hari ini ditutup. Karena mau ditata,” jelasnya.
Dewa Maharjana menegaskan, bahwa TPS Kelating ini nantinya akan dilakukan pengurusan sampah dengan tanah.
Alasannya, sejatinya ke depannya akan dijadikan untuk hutan desa, atau untuk pariwisata. Dimana akan ditanam tanaman langka seperti majagau dan gaharu.
Terkait dengan banyakannya sampah plastik, ia melanjutkan, bahwa itu juga menjadi persoalan.
Sebab, seharusnya pengirim sampah sudah menaati pemilahan sampah. Pihaknya akhirnya terpaksa menerima. Dan tetap saja diurug.
Padahal, seharusnya Desa Adat Kelating tidak dibebani tentang hal itu. Singkat kata, pemilahan sampah itu berjalan sesuai basis sumber.
“Dan seharusnya ini bisa dilakukan desa lain. Karena TPS itu sejatinya buat desa bukan untuk di luar desa,” ungkapnya.
Untuk alat berat sendiri, ia menambahkan, bahwa memang mendapat bantuan dari Pemkab Tabanan dan Badung.
Alat berat yang fungsinya, biar tidak menggunung atau untuk didorong ke kubangan menggunakan ekskavator tersebut.
“Harapan kami setiap desa itu bisa mengelola sampahnya sendiri. Sehingga tidak sampai atau harus mengirim keluar desanya. Karena punya kami itu bukan TPA tapi TPS. Bukan untuk orang luar,” bebernya. (*).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.