Berita Klungkung
Upayakan Pertanian Ramah Lingkungan, Pemkab Gelontor 2 Ton Pupuk Organik ke 4 Subak
Kurangi Ongkos Produksi, Upayakan Pertanian Ramah Lingkungan, Pemkab Gelontor 2 Ton Pupuk Organik ke 4 Subak
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Fenty Lilian Ariani
"Bisa dilihat nanti hasilnya, bahwa dengan pupuk organik hasilnya sama baiknya. Ini sebagai bukti dan contoh, kalau hasil pertanian organik juga akan lebih baik," jelas Suwirta.
Sebelumnya Pemkab Klungkung telah melakukan efektivitas penggunaan pupuk kompos dari olahan sampah organik di TOSS Centre, Dusun Karangdadi, Desa Kusamba dengan melakukan demplot (demontrasi plot)
Demplot tersebut dilaksanakan di lahan seluas sekitar 26 are milik Balai Bibit Utama (BBU) Provinsi Bali, Karangdadi Desa Kusamba, Klungkung. Varietas yang digunakan yakni padi jenis Ciherang, dengan usia tanam tanam 105 hari.
Pelaksanaan demplot, dibagi menjadi 4 petak lahan. Petak I dengan luas sekitar 6 are, memanfaatkan pupuk organik jenis osaki sebanyak 1,34 ton sejak awal masa tanam hingga panen.
Sementara petak II juga memanfaatkan lahan seluas 6 are, dengan memanfaatkan pupuk organik jenis osaki sebanyak 1,18 ton.
Sementara petak III memanfaatkan luas lahan sekitar 6 are, memanfaatkan pupuk organik jenis curah sebanyak 1,42 ton dari awal masa tanam hingga masa panen.
Sementara terakhir petak IV memanfaatkan lahan seluas 8 are, dengan memanfaatkan pupuk kimia jenis urea sebanyak 32 kilogram.
" Jadi kami ambil sampling, lalu kami kalkulasikan hasilnya per hektar. Kalau secara kuantitas, pemanfaatan pupuk kompos memang bisa sekitar 100 kali lipat, dari pupuk urea," ungkap Kadis Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida beberapa waktu lalu.
Baca juga: Ramalan Shio Minggu Ini 23-28 Oktober 2023, Shio Babi Berusaha Mendapatkan Izin, Bagaimana Shiomu?
Dari hasil demplot, tanaman padi di lahan yang menggunakan pupuk organik, lebih baik dari pada padi yang menggunakan pupuk kimia secara penuh.
Petak sawah I yang memanfaatkan pupuk organik osaki, secara produktifitas menghasilkan gabah mencapai 8,5 ton per hektarnya.
Petak sawah II yang juga memanfaatkan pupuk organik osaki, produktifitasnya menghasilkan gabah mencapai 9,3 ton per hektar.
Petak sawah III yang memanfaatkan pupuk organik jenis curah, menghasilkan gabah mencapai 8,2 ton per hektar. Sementara petak sawah IV menghasilkan 6,2 ton per hektar.
" Kesimpulan dari hasil demplot itu, Secara umum, pupuk organik yang dihasilkan ada nilai tambah pada tanaman padi. Jika dibandingkan dengan full menggunakan pupuk kimia," ungkap Juanida. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.