Berita Badung
Rencana Pembangunan TPST di Desa Sangeh Ditolak Masyarakat Bendesa Sebut Akan Membawa Dampak Negatif
Rencana Pembangunan TPST di Desa Sangeh Ditolak Masyarakat, Bendesa Sebut Akan Membawa Dampak Negatif
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Fenty Lilian Ariani
"Rasanya sepengalaman saya belum ada tempat pengolahan sampah yang tidak menimbulkan bau, jadi kalau boleh kami minta jangan ada TPST, karena masyarakat kami semua menolak," ujarnya.
Dikatakan, pihaknya di Desa Adat Sangeh telah membangun Tempat Pengelolaan Sampah Reuse-Reduce-Recycle (TPS3R) untuk mengatasi sampah di wilayahnya.
Bahkan, pembangunan TPST3R ini juga menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
"Kami sudah membangun TPS3R bekerjasama dengan Desa Dinas, ini saja tantangannya luar biasa apalai sifatnya lebih besar. Namun mau tidak mau kita harus punya (tempat pengolahan sampah) Kami akan mengolah sampah kami sendiri," tegasnya.
Pihaknya berharap, semua desa di Kabupaten Badung memiliki TPS3R untuk mengolah sampahnya secara mandiri.
Langkah ini dinilai menjadi solusi tepat dibandingan membangun TPST berskala besar.
"Kami harapkan dari desa-desa lain mampu mengolah sampahnya sendiri, jangan sampai desa adat mengotori desa adat yang lain dengan sampah," tegasnya lagi.
Sebelumnya, Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa mengatakan TPST dengan teknologi tinggi akan dibangun wilayah Desa Sangeh, Abiansemal Badung.
Bahkan pembangunan itu pun saat ini sedang di rancang, dengan harapan Badung mandiri akan pengolahan sampah.
TPST itu pun akan di bangun dilahan seluas 1,8 hektar. Bahkan anggaran yang disiapkan mencapai Rp 260 miliar lebih.
"2024 rencananya, tambahan TPST itu akan dibangun di wilayah Deaa Sangeh," katanya
Pihaknya mengakui di wilayah Sangeh, pemerintah provinsi Bali telah memiliki lahannya seluas 1,8 hektar, yang bisa dipergunakan Badung dalam penanganan sampah.
Pembangunan itu sudah dirancang dan siap dipasang di anggaran tahun 2024. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.