Seputar Bali

Masuk Wilayah Rawan Bencana, Camat Payangan Gencar Ingatkan Warga Jelang Musim Hujan

Camat Payangan, I Wayan Widana mengatakan, wilayah Payangan memang cukup rawan bencana, terutama saat musim hujan

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Bencana pohon tumbang di Kecamatan Payangan, Gianyar pasca diguyur hujan beberapa hari lalu 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kecamatan Payangan, merupakan salah satu kecamatan yang wilayahnya sebagian besar adalah perbukitan. 

Desa-desa di sini, banyak yang berada di atas maupun pinggir tebing. 

Tak ayal, setiap musim hujan wilayah ini paling banyak mengalami bencana. Mulai dari tanah longsor maupun pohon tumbang.

Camat Payangan, I Wayan Widana mengatakan, wilayah Payangan memang cukup rawan bencana, terutama saat musim hujan. 

Baca juga: 4 Mahasiswa IDB Bali Meraih Juara 1 KMI EXPO bersaing dengan 400 tim se-Indonesia

Sebab, sebagian besar wilayahnya adalah perbukitan. Seperti di wilayah Desa Buahan hingga Desa Buahan Kaja. 

Dimana akses warga dalam menuju kota kecamatan yang menjadi pusat pendidikan dan kesehatan di Payangan, harus melewati jalan terjal yang diapit jurang dan tebing tanah liat.

Tak hanya itu, Payangan yang dikenal sebagai pusat perkebunan, juga ditumbuhi banyak pohon-pohon besar. 

Baik yang tumbuh secara liar maupun yang ditanam sebagai perindang dan pohon keramat.

"Tentu dengan geografis kami yang banyak tebing, membuat kawasan kami sangat rawat terjadinya pohon tumbang dan tanah longsor," ujarnya, Selasa 21 November 2023.

Baca juga: Jumlah UMKM Bali 442 Ribu, Namun Masih Banyak Yang Belum Manfaatkan Digitalisasi

Pada musim hujan tahun 2022 lalu, kata Widana, jumlah pohon tumbang yang dilaporkan mencapai puluhan kasus, begitu juga dengan tanah longsor. 

Bahkan tahun lalu, dua kejadian tersebut sampai mengisolir masyarakat Buahan. Sebab pohon tumbang dan tanah longsor menutup akses utama menuju kota kecamatan. 

Proses evakuasi yang dilakukan Tim Gabungan dari unsur BPBD Gianyar, Polri dan TNI memakan waktu lama, dikarenakan material yang menutup jalan relatif tebal dan panjang. 

"Dalam mengantisipasi kejadian serupa, kami telah sejak jauh-jauh hari mengingatkan masyarakat, baik melalui kepala desa maupun kelian (kepala lingkungan), agar mulai memangkas pohon yang sekiranya membahayakan," ujarnya.

Widana menegaskan, mengantisipasi pohon tumbang bukan dilakukan dengan menebang pohon tersebut. 

Namun memangkas ranting-rantingnya, supaya saat diguyur hujan, pohon tersebut tidak berat.

 "Yang menyebabkan pohon tumbang, biasanya karena akar dan batang pohon tak kuat menahan ranting yang berat karena banyak dedaunan ditambah lagi basah karena air. Makanya perlu dilakukan pemangkasan," ujarnya.

Widiana pun mengatakan pihaknya menawarkan solusi, jika pohon yang harus dipangkas ini tidak bisa dilakukan secara perorangan. 

Baca juga: Tertangkap Basah! Pengunjung Rutan Bangli Berusaha Selundupkan Narkoba Dalam Nasi Bungkus

Yakni meminta bantuan Pemda Gianyar melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Gianyar. 

"Jika tak bisa dipangkas perorangan, kami akan sampaikan ke PUPR agar dibantu," ujarnya.

Namun terkait tanah longsor, Widana mengatakan hal tersebut tak bisa diprediksi, karena murni kehendak alam. 

Dalam hal ini, pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas atau berkendara di jalanan bertebing saat tengah diguyur hujan lebat. 

"Untuk tanah longsor, kita cuma bisa mengingatkan agar masyarakat tidak beraktivitas di dekat tebing saat hujan sedang mengguyur," tandasnya.  (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved