Sosok

KENANG Almarhum I Nyoman Artha, Sosok Visioner Dibalik Lahirnya Dewata TV

Menurutnya, Nyoman Artha merupakan sosok yang banyak berjasa terhadap kehadiran Tribun Bali pada medio 2014 lalu. 

ISTIMEWA
Mendiang Nyoman Artha yang merupakan perintis Dewata TV. 

TRIBUN-BALI.COM - Dunia penyiaran dan jurnalistik Bali berduka. Sosok perintis televisi lokal, Dewata TV, yang kini menjadi Kompas Dewata TV, I Nyoman Artha berpulang.

Nyoman Artha tutup usia pada Senin, 27 Oktober 2025, pukul 13.00 WITA di RS Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Denpasar.

Pria kelahiran 23 Oktober 1963 ini berpulang di usia 62 tahun, meninggalkan seorang istri Ni Ketut Diani dan tiga anak yakni Putu Dinar Artha Putri, Kadek Putri Mediathari Artha, Komang Anaditha Nugraha Artha, serta seorang cucu, Kiiro Tangerine.

Saat ini, jnazah almarhum disemayamkan di Rumah Duka Jalan Sedap Malam, Gang Gardenia No.12, Denpasar, dan akan dikremasi pada Sabtu, 1 November 2025 pukul 07.00 WITA di Crematorium Santha Yana, Jl Cekomaria, Denpasar.

Baca juga: CAPLOK Sempadan Sungai 2,5 Are, 4 Villa di Canggu Diberi Polpp Line dan Minta Dibongkar!

Baca juga: SAH! Driver Pariwisata Wajib KTP Bali dan Plat DK, DPRD & Pemprov Sepakati Perda ASK Pariwisata !

Baca juga: AKHIR Polemik Pagar Beton GWK dengan Desa Adat Ungasan, 10 Keputusan Paruman Resmi Dicabut!

Bagi keluarganya, Nyoman Artha dikenal sebagai sosok yang visioner dan selalu berpikir maju. 

Adik almarhum, Bodrex Arsana menyebut jika saudaranya yang lain dihidupi oleh orangtua dan leluhur dari berjualan nasi babi, dan kakaknya ada yang bergerak di sektor kerajinan kayu, ia bergerak mengikuti zaman.

Sosoknya bisa dianggap sebagai salah satu perintis kursus komputer di Bali di akhir tahun 80-an. 
Nyoman Artha mendirikan kursus komputer dengan nama Alpha Komputer yang berlokasi di Jalan Patimura Denpasar.

Tak berpuas diri, ia merambah sektor lain yakni foto studio, cuci dan cetak foto. 

Hingga kemudian melakukan langkah besar dengan mendirikan TV lokal bernama Dewata TV yang secara resmi mengudara pada 25 November 2007.

Setelah empat tahun menemani pemirsa di Bali, Dewata TV beralih menjadi Kompas Dewata TV pada 9 September 2011.

Bodrex Arsana mengenal sang kakak sebagai sosok ceria dan mudah akrab dengan siapa saja, bahkan dengan keponakan dan cucunya yang masih kecil.

“Karakternya yang periang dan suka bercanda membuat kami yang umurnya berjauhan, hingga ke keponakan dan cucu masih kecil bisa menjadi akrab. Karakter yang juga saya senangi,” kenang Bodrex.

Ia juga mengingat pesan sang kakak yang sederhana tapi bermakna, “Kalau soal jatuh bangun bisnis kan biasa, kita jalan aja bisa jatuh bangun. Kuncinya bagaimana kita belajar bangkit saat jatuh.”

Salah satu keponakannya, Jipayana, yang kini menjadi jurnalis Kompas TV Dewata, menyebut pamannya sebagai sosok yang membuka jalan kariernya di dunia jurnalistik.

"Dari gemblengan Iwak hingga kini saya berada di jalur jurnalistik ini. Pernah suatu saat dia berbisik kepada saya, kamu kalau menjadi orang bukan hanya untuk dirimu sendiri kamu bisa mengabdi kepada bangsa dan negara lewat karya jurnalistik yang kamu tulis. Karena pada prinsipnya tujuan utama dari sebuah media adalah menyuguhkan tontonan yang menuntun masyarakat agar terlepas dari kebodohan," kenangnya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved