Seputar Bali

Usai Uji Coba Unit Catheterization Laboratory, RSUD Buleleng Tunggu Izin Operasional Cath Lab

RSUD Buleleng telah selesai melakukan uji coba terhadap alat Catheterization Laboratory (Cath Lab)

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ngurah Adi Kusuma
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Alat Cath Lab telah dipasang di RSUD Buleleng, Selasa (21/11). Saat ini pihaknya menunggu izin operasional dari Kemenkes agar alat tersebut dapat beroperasi akhir Desember 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - RSUD Buleleng telah selesai melakukan uji coba terhadap alat Catheterization Laboratory (Cath Lab). 

Saat ini pihaknya tinggal menunggu izin operasional dari Kemenkes. 

Diharapkan alat yang digunakan untuk pelayanan pemasangan ring jantung dan pemeriksaan pembuluh darah di otak untuk penderita stroke itu mulai beroperasi akhir 2023 mendatang. 

Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha pada Selasa (21/11) mengatakan, seluruh alat Cath Lab sudah terpasang sejak beberapa waktu lalu dan sudah diuji coba.

Baca juga: Inovasi "Raditya" Pemkot Denpasar Raih Penghargaan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional

Alat tersebut dipasang di gedung UGD lama yang direnovasi khusus untuk Cath Lab. 

dr Arya menyebut saat ini pihaknya tinggal menunggu izin operasional dari Kemenkes. Permohonan izin sudah diajukan secara online.

Izin ini perlu dikantongi oleh RSUD mengingat Cath Lab menggunakan radiasi. 

Selain menunggu izin operasional, pihaknya juga saat ini sedang berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan sehingga layanan Cath Lab dapat ditanggung oleh pasien pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS). 

"Harapan kami Cath Lab ini bisa beroperasi akhir tahun ini karena APBD Desember 2023 sudah jalan,”

“Pengajuan izin operasional kami lakukan secara online, yang penting persyaratannya lengkap izinnya pasti cepat keluar," jelas dr Arya. 

Baca juga: Buntut Kasus Siswa Hanya di Cukur Lapor Polisi, Ini Kata Pemkab Badung

Dengan adanya Cath Lab ini, pihaknya dapat memberikan tindakan kateterisasi jantung maksimal kepada empat hingga lima orang pasien per hari. 

Sementara untuk kasus gawat darurat bisa langsung ditangani. 

Pihaknya telah menempatkan dua orang dokter spesialis yakni dokter intervensi jantung dan syaraf untuk bertugas di Cath Lab tersebut. 

Kedepan pihaknya berencana menyekolahkan beberapa orang dokter spesialis agar bisa melakukan operasi bedah jantung terbuka.

Sehingga, RSUD Buleleng yang merupakan rumah sakit tipe B memiliki pelayanan jantung terpadu seperti yang ada di RS Prof Ngoerah Denpasar. 

"Kami sekolahkan dulu dokternya, untuk thorax (bedah dada) dan dokter kardiovaskular," katanya. 

Sebelumnya diberitakan setiap bulan IGD RSUD Buleleng rata-rata menerima 50 hingga 60 pasien baru yang mengalami stroke. 

Baca juga: Menteri Koperasi dan UKM Sebut Kerja Sama Indonesia-Korsel Penting Kembangkan Startup Tanah Air

Namun selama ini pihak medis hanya mampu memberikan perawatan dengan pemberian obat-obatan. 

Hal ini pun sempat mendapat teguran dari Kementerian Kesehatan RI. Untuk itu pada 2023 ini, kementerian memberikan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 16 Miliar agar RSUD Buleleng dapat mengembangkan layanan pemasangan ring jantung dan pemeriksaan pembuluh darah di otak. 

Tingginya jumlah pasien stroke di Buleleng kata dr Arya terjadi akibat berbagai faktor. 

Salah satunya karena pola makan yang tidak sehat, usia, kurang berolahraga, gen, serta stres. 

Faktor ini kemudian menyebabkan munculnya penyakit metabolik seperti hipertensi, diabetes dan kolesterol. 

Tiga penyakit tersebut kemudian menyebabkan komplikasi seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal. (rtu)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved