Berita Bali
Ketua GIPI: Tarif Taksi Bandara yang Mahal Buat Bali Kalah Kompetitif dari Destinasi Pariwisata Lain
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengajak seluruh stakeholder pariwisata terus berbenah
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengajak seluruh stakeholder pariwisata terus berbenah dan meningkatkan pelayanan untuk memulihkan industri pariwisata di pulau Dewata.
Ia melihat pariwisata Bali saat ini belum pulih sepenuhnya dari dampak pandemi Covid-19.
Menurut GIPI kunjungan wisatawan asing dan domestik ke Bali di masa pasca pandemi baru menyentuh 90 persen.
Baca juga: Operasional Bandara Ngurah Rai Dipastikan Berjalan Normal Saat Gelaran Bali International Airshow
"Pasca-pandemi Covid-19 kita perlu wisatawan, supaya Bali tetap bisa bersaing dengan destinasi lainnya pelayanan harus terus ditingkatkan," ujarnya, Selasa (27/11/2023).
Salah satu layanan yang ia soroti salah satunya yaitu transportasi.
Ia mengatakan, dibandingkan dengan destinasi wisata di negara lain seperti destinasi yang ada di Thailand, Bali dikenal lebih mahal.
Seperti tarif transportasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai yang dinilai masih mahal.
Baca juga: Periode Januari-Oktober 2023. Bandara Ngurah Rai Layani 17 Juta Penumpang Lebih
Sebelumnya diberitakan bahwa banyak netizen mengeluhkan tarif transportasi dari Bandara I Gusti Ngurah Rai yang sangat mahal. Untuk jarak sekitar 4 KM saja, tarifnya mencapai Rp109.000.
Bahkan tarif ke daerah Sukawati dari bandara bisa mencapai Rp400,000 lebih untuk sekali perjalanan.
Untuk itu, pria yang biasa disapa Gus Agung itu meminta stakeholder industri pariwisata di bandara yang menjadi pintu masuk wisatawan ke Bali agar tidak hanya melihat secara bisnis semata.
Baca juga: Rute Baru Domestik Bertambah, Bandara Ngurah Rai Kini Terhubung Langsung ke Banjarmasin dan Sorong
Tetapi lebih mengutamakan pelayanan dan kenyamanan wisatawan untuk jangka panjang. Sebab Bandara titik awal wisatawan ke berbagai tujuan wisata di Bali.
Menurut dia, jika ada kenaikan tarif harus dibarengi dengan fasilitas yang lebih bagus dan kualitas layanan semakin meningkat.
"Misalnya dengan menggunakan kendaraan listrik. Harus ada alasan yang tepat untuk menaikkan (tarif transportasi darat di Bandara I Gusti Ngurah Rai)," katanya.
Meski begitu ia meminta agar komunitas-komunitas yang berada di bandara yang menjadi pintu masuk ke Bali bagi wisatawan asing ini agar menahan diri dan tidak tergesa-gesa menaikkan tarif layanan kendaraan.
Baca juga: Peningkatan Kapasitas Penumpang Bandara Ngurah Rai Bali Belum Akan Dilakukan Dalam Waktu Dekat
“Kita harus affordable karena baru recovery, paling tidak sampai 2025 kita jangan terlalu signifikan. Apalagi harga tiket (pesawat) masih mahal, jangan sampai ada kenaikan-kenaikan yang lain lagi seperti transportasinya."
"Harus berikan sedikit insentif lah Bali ini, supaya lebih affordable dalam artian lebih sesuai. Kalau kenaikan harga dibarengi peningkatan fasilitas dan kenyamanan enggak masalah, tapi lebih baik nanti dulu supaya Bali dapat lebih kompetitif," tegas Gus Agung yang juga Ketua Gahawisri (Gabungan Pengusaha Wisata Bahari) Bali ini.
Hal senada juga disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI, I Nyoman Parta. Ia mendorong institusi yang tergabung dalam komunitas Bandara I Gusti Ngurah Rai dapat memperbaiki segala pelayanan di bandara setempat.
Begitupun stakeholder pariwisata Bali diminta memberikan kenyamanan dan keamanan untuk wisatawan, bahkan wajib melakukan evaluasi terhadap isu-isu yang bermunculan.
Hal ini mengingat bandara merupakan pintu masuk wisatawan ke Bali, yang pelayanannya dapat memberikan kesan pertama pada wisatawan saat baru mendarat di Pulau Seribu Pura.
Pihaknya yang memiliki ruang lingkup tugas di bidang BUMN termasuk standar internasional menyoroti perihal berbagai aspek pelayanan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Apalagi saat ini mendekati musim libur akhir tahun, yang diperkirakan akan semakin banyak wisatawan datang ke Bali menikmati momen pergantian tahun.
"Kami sudah diskusikan (dengan komunitas Bandara I Gusti Ngurah Rai) bagaimana mengenai peningkatan pelayanan, karena Bandara I Gusti Ngurah Rai garda depan pelayanan, kesan pertama orang yang datang ke Bali," katanya.
Berkaitan dengan keberadaan Bandara I Gusti Ngurah Rai sebagai pintu masuk utama bagi kedatangan internasional, Nyoman Parta berharap pihak pengelola bandara dapat menerapkan standar pelayanan yang semakin baik ke depannya.
Saat ini, Bandara I Gusti Ngurah Rai melayani rata-rata 60.000 hingga 65.000 penumpang per hari dengan total rute domestik sebanyak 19 rute yang dilayani 11 maskapai dan 35 rute internasional dengan 36 maskapai. (*)
UPAYA PHDI Denpasar Ringankan Beban Umat, Gelar Upacara Menek Kelih Hingga Metatah Massal |
![]() |
---|
Gelar Aksi Damai ke Kantor Gubernur, Partai Buruh Exco Bali Tuntut Stop PHK dan Hapus Outsourcing |
![]() |
---|
Kejati Bali Dorong Penanganan Tindak Pidana Korupsi Lewat Mekanisme DPA, Lazim di Luar Negeri |
![]() |
---|
Pemprov Bali Nantikan Pusat Untuk Penentuan Lokasi Tersus LNG |
![]() |
---|
Cuaca Buruk, Pelabuhan Gilimanuk Bali Ditutup Hampir Dua Jam, Antrean Kendaraan Mengular |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.