Kasus Covid19
Asosiasi Pariwisata Bali Soal Kasus Covid-19 Kembali Merebak, BTB: Sudah Punya Sistem Deteksi
Asosiasi pariwisata Bali tanggapi adanya varian baru kasus Covid-19, yang saat ini santer terjadi di Singapura
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ngurah Adi Kusuma
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Asosiasi pariwisata Bali tanggapi adanya varian baru kasus Covid-19, yang saat ini santer terjadi di Singapura.
Ketua Bali Tourism Board (BTB), IB Agung Partha Adnyana mengatakan, merebaknya kasus Covid-19 tersebut belum banyak memengaruhi Pulau Dewata.
Meskipun, Singapura diketahui merupakan hub turis Eropa menuju Bali.
“Kita di airport sudah punya sistem deteksi. Mungkin di awal, di airport kita sudah bisa melihat ada petunjuk peningkatan suhu tubuh di kedatangan,”
Baca juga: Pemkab Gelontorkan Anggaran Hingga Rp44 Miliar, Warga Klungkung Kembali Ditanggung JKN-KIS di 2024
“Jadi kita bisa dilihat di situ jika ada yang terdeteksi,” ucapnya, Minggu 17 Desember 2023.
Terkait hal itu, pria yang akrab disapa Gus Agung ini mengaku belum bisa melihat dan memprediksi dampaknya bagi pariwisata Bali.
Hanya saja ia menyarankan, sebagai industri pariwisata jika merasa terkena flu maka lakukan pencegahan dengan memakai masker dan vaksin influenza untuk mencegah tertular dari wisatawan.
Gus Agung menilai, Bali sudah cukup matang dalam menghadapi Pandemi Covid-19 sebelumnya sehingga untuk penanganan kali ini menurutnya akan lebih baik.
Pihaknya berharap dampaknya tidak besar seperti tahun-tahun sebelumnya. Disamping itu, memang bulan ini masih kondisi low season.
Ia memprediksi setelahnya akan kembali pulih.
“Belum ada cancelation sih, tapi Natal ini memang low season,” ungkapnya.
Baca juga: Pemkab Gelontorkan Anggaran Hingga Rp44 Miliar, Warga Klungkung Kembali Ditanggung JKN-KIS di 2024
Di sisi lain, pengamat pariwisata Panudiana Kuhn mengatakan Bali harus siap-siap mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19.
Mulai dari pengenaan masker untuk mencegah penularan.
“Untungnya di RS sini selalu pakai masker termasuk di Singapura, tapi di mall, hotel, masih bebas,”
“Apalagi di Eropa, Amerika saat ini sedang musim dingin jadi berpotensi mengalami gangguan pernafasan,”
“Bahkan sebelum pandemi, di Eropa, banyak orang tua meninggal saat musim dingin karena gangguan pernafasan,” terangnya.
Kuhn mengaku, belum dapat melihat pasti dampak merebaknya kasus baru ini terhadap pariwisata Bali.
Baca juga: Orang Tua Diminta Awasi Perilaku Anak Saat Libur Sekolah
Meski demikian, dirinya menyarankan bagi pelaku pariwisata agar tetap memakai masker saat bekerja melayani tamu sebagai bentuk antisipasi.
“Kita mulai mengarah kesana, kalau memang betul itu, nanti menjadi ancaman,” katanya.
Kondisi ini, menurut dia, hendaknya diambil positifnya dengan meng-grab wisatawan domestik (wisdom) agar tak sampai wisata ke luar negeri apalagi Singapura.
Dengan demikian, pariwisata dalam negeri semakin kuat. Selain itu libur di Bali juga lebih murah, maka kamar hotel di Bali dapat terisi penuh, restoran penuh, tour and travel banyak memiliki tugas.
“Singapura kan mahal 3-4 kali lebih mahal dari Bali untuk harga kamar hotelnya, belum lagi tiket tiket pesawatnya,” ujarnya.
Maka dengan adanya larangan ke Singapura akan memberi dampak positif terhadap pariwisata Bali.
Singapura merupakan hub kunjungan ke beberapa negara khususnya di Asia. Hal ini dinilai akan berdampak terhadap pariwisata Bali.
“Ke Bali saja dari Singapore Airlines itu. Jadi orang mau kemana lewat Singapura termasuk ke China, Vietnam, Myanmar, ke Jepang, memang hub paling hebat,”
“Kebetulan dia tidak punya domestik flight, hanya punya internasional flight sehingga menerbangi seluruh ibukota negara,”
“Eropa diterbangi tidak hanya sekali tapi beberapa kali, ke Bali enam kali,” tutupnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.