Liburan Nataru di Bali

Rekomendasi Destinasi Wisata Di Kintamani, Bali, Hutan Pinus Konservasi Alam Glagalinggah

Libur Nataru kemana nih Tribunners? Jika kamu liburan ke Kintamani, kini lokasi itu semakin populer dengan wisata hutan pinus

Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Ngurah Adi Kusuma
Tribun Bali/Arini Valentya Chusni
Hutan Pinus Glagalinggah yang berada di desa Kintamani, Kabupaten Bangli kini menjadi hutan konservasi berbasis pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Arini Valentya Chusni

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Libur Nataru kemana nih Tribunners? Jika kamu liburan ke Kintamani, kini lokasi itu semakin populer dengan wisata hutan pinus. 

Hutan Pinus Glagalinggah yang berada di desa Kintamani, Kabupaten Bangli kini menjadi hutan konservasi berbasis pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.

Mayoritas masyarakat di sekitar hutan pinus Glagalinggah bekerja sebagai petani dengan komoditas yang dihasilkan berupa kopi, pisang jeruk, dan kacang-kacangan. 

Selain itu masyarakatnya juga berprofesi sebagai peternak sapi, babi, dan ayam. 

Baca juga: Kunjungan Wisatawan Tinggi Jelang Libur Nataru, Polsek Ubud Tingkatkan Pengawasan Parkir Liar

Hutan ini dikelola oleh desa dengan pendampingan berbagai pihak, salah satu diantaranya pihak swasta.

Dimulai pada saat pandemi, tahun 2021 sebagai upaya melestarikan alam dan Budaya Bali, PT. Tirta Investama - Pabrik Mambal (AQUA Mambal) membangun kolaborasi dengan Kelompok Tani Hutan Glagalinggah Lestari mengembangkan Program Desa Wisata Berbasis Konservasi dan Budaya.

Program dikembangkan di kawasan Hutan Pinus Glagalainggah di hamparan vegetasi pinus seluas 51 ha dan perkebunan masyarakat Dusun Glagalinggah. 

Aktivitas yang dibangun bersama mencakup pelestarian Lingkungan, menggerakkan sosial dan mendorong Ekonomi kemasyarakatan.

“Karena konsepnya pelestarian alam, wisatawan yang berkunjung ke hutan pinus Glagalinggah tidak hanya berwisata menikmati pemandangan,”

“Tetapi juga melihat belajar cara masyarakat kami menjaga hutan ini dan melestarikan hutan sehingga bisa terjaga hingga saat ini,”

Baca juga: 4 Rekomendasi Warung Tipat Cantok di Bali, Dijamin Bakalan Jadi Pengalaman Kuliner Seru

“Mereka juga bisa ikut melestarikan dengan membeli bibit pohon yang nanti akan bisa wisatawan rawat selama 2 tahun dengan sertifikat yang ada,”

“Jadi di setiap pohon pinus ini sudah ada pemiliknya,” ujar I Wayan Sumadi selaku Ketua Pengelola Wana Wisata Hutan Pinus Glagalinggah, Kamis (21/12/2023).

Dari sisi lingkungan, penanaman  4.000 pohon  berbagai jenis tanaman konservasi dan tanaman buah ditujukan untuk meningkatkan heterogenitas vegetasi yang didominasi tanaman pinus.

Nyoman Arsana, Stakeholder Relation Manager AQUA Mambal menyampaikan bahwa pendampingan di Glagalinggah ini juga menjadi penting karena kajian hidrogeologi menunjukkan bahwa area Kintamani adalah area tangkapan air bagi hulu sungai badung. 

"Kolaborasi ini menjadi menarik dengan terlibatnya masyarakat Glagalinggah yang ingin melestarikan hutan di desanya menjadi wisata", kata Arsana.

Untuk tiket masuk kawasan Hutan Pinus Glagalinggah dikenakan Rp 10 Ribu dan sudah buka dari jam 06.00 WITA. 

Baca juga: Pimpinan DPRD Ajak Warga Memupuk Kebersamaan di Hari Raya Natal dan Tahun Baru

Tribunners juga bisa melakukan prewedding dengan forest view ini loh.

Lokasinya memang agak jauh dari Denpasar dan untuk mencapai hutan pinus Glagalinggah, wisatawan perlu menempuh jarak lebih dari 50 kilometer dan memakan waktu perjalanan kira-kira 2 jam. 

Kendati demikian, jauh dan lamanya perjalanan akan terbayar lunas dengan pemandangan indah yang tersaji di hutan pinus Glagalinggah.

Di hutan ini, kamu akan menemukan banyak sekali spot foto yang bagus dengan background pohon-pohon pinus yang mempesona.

Ada juga wahana baru yaitu Jembatan Gantung dan coffee shop yang tersedia di Hutan Pinus Glagalinggah. Jadi semakin lengkap deh berwisata disini.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved