Berita Bangli

Dewan Bangli Soroti Fenomena Lalat di Kintamani

Fenomena lalat di wilayah Kintamani viral di media sosial. Tak sedikit warganet yang merasa risih, karena banyaknya lalat.

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Fenty Lilian Ariani
zoom-inlihat foto Dewan Bangli Soroti Fenomena Lalat di Kintamani
Istimewa
Screenshoot video fenomena lalat di Kintamani

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Bangli, I Wayan Sarma mengatakan, banyaknya lalat di Kintamani merupakan fenomena biasa.

Namun pada musim-musim tertentu, memang terjadi peningkatan populasi.

"Biasanya terjadi pada akhir tahun. Yakni dari bulan November hingga Maret, saat musim buah di Kintamani," ucapnya

Selain disebabkan oleh musim, peningkatan populasi lalat di Kintamani salah satunya diperkirakan akibat penggunaan limbah ternak sebagai pupuk.

Sarma menjelaskan limbah ternak berupa sekam kotoran ayam broiler, semestinya lebih dulu melalui proses fermentasi sebelum dimanfaatkan sebagai pupuk. 

Pihaknya pun mengaku sudah sempat melakukan edukasi untuk mengolah limbah ternak, sebelum dijadikan pupuk.

Hanya saja diakui biayanya lebih mahal, dibandingkan dengan penggunaan limbah secara langsung. 

Lebih lanjut dikatakan Sarma, pihaknya di tahun 2023 sudah menyerap pupuk organik pengadaan Dinas Pertanian Provinsi Bali secara maksimal.

Pun di tahun 2024, pihaknya telah menyampaikan pada Provinsi agar lebih banyak diberikan porsi pupuk organik.

"Penggunaan pupuk organik ini untuk meminimalisir pemanfaatan limbah kotoran ternak secara langsung," terangnya. 

Selain itu untuk mengurangi populasi lalat, pihaknya juga berupaya membuat perangkap lalat. Salah satunya penggunaan 'likat kuning' (lem lalat). 

Sarma juga menilai saran dari Jero Tindih, yakni menggunakan predator alami untuk memangsa lalat, merupakan masukan yang bagus.

Menindaklanjuti saran tersebut, pihaknya akan mengkomunikasikan dengan UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Provinsi Bali.

"Kita akan komunikasikan secara intens. Karena di sana yang punya kompetensi," tandasnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved