Podcast Tribun Bali
SOSOK Ajus Linggih, Pemimpin Muda Asal Buleleng Dorong Percepatan Bandara
Ajus Linggih merupakan sosok anak muda yang sudah banyak berkarir di dunia politik dan organisasi anak-anak muda
Penulis: Putu Kartika Viktriani | Editor: Ngurah Adi Kusuma
Sebab menurutnya, sebenarnya jarak dari Denpasar ke Buleleng cenderung pendek, yaitu sekitar 80 km hingga 90 km, namun membutuhkan jarak tempuh hingga 3 jam.
Ajus pun menyoroti pesona keindahan alam di Buleleng yang sebenarnya tak kalah dari Seminyak dan Kuta.
Di Lovina, turis bisa menikmati suasana pantai, matahari terbit, matahari terbenam hingga lumba-lumba.
Sedangkan di wilayah Seminyak maupun Kuta, hanya ada pantai dan daya tariknya Matahari Terbenam namun karena dekat dengan bandara membuat turis lebih mudah untuk menjangkaunya.
Sementara terkait kereta cepat, menurut Ajus hal tersebut bisa menyelesaikan tiga masalah di Buleleng.
Yang pertama terkait pemerataan ekonomi, yang kedua masalah sustainability di mana kita tidak bisa terus bergantung pada kendaraan pribadi, dan yang ketiga upaya untuk mempertahankan budaya Bali.
“Kalau kita bicara tentang budaya, jika kita menilik dari kamus bahasa, artinya kan kebiasaan masyarakat,”
“Bagaimana caranya mempertahankan budaya jika ekonomi terpusat (di Bali Selatan)?”
“Kalau misalnya ada kereta cepat, orang yang merantau ke kabupaten lain bisa ditinggal di desanya masing-masing,”
“Sehingga mereka bisa meneruskan kebiasaan-kebiasaan banjarnya mereka, sehingga budayanya Lestari,” jelasnya.
Ajus pun punya keinginan besar untuk memajukan tanah kelahirannya.
Sebagai anak muda, ia merasakan betul bagaimana perkembangan kehidupan saat ini. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.