Berita Denpasar
173 Siswa Difabel Ikut Pemeriksaan Gigi dan Kesehatan Dasar di Denpasar
Sebanyak 173 orang siswa penyandang disabilitas mengikuti pemeriksaan gigi dan kesehatan dasar di Denpasar.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebanyak 173 orang siswa penyandang disabilitas mengikuti pemeriksaan gigi dan kesehatan dasar di Denpasar.
Kegiatan ini dilakukan di UPTD Pusat Layanan Disabilitas pada Senin – Selasa, 22 – 23 Januari 2024.
Pada hari pertama pemeriksaan ini diikuti oleh 89 difabel, sementara hari kedua dijadwalkan sebanyak 84 orang.
Baca juga: Sediakan Latihan Menari Untuk Anak Difabel dan KK Miskin, Hingga Mengajar Tari di Panti Asuhan
Kepala UPTD PLD Kota Denpasar, I Ketut Wardana mengatakan kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan.
Dalam setahun kegiatan ini digelar dua kali yakni bulan Januari dan pada bulan Juli.
“Kami saat ini melaksanakan pemeriksaan gigi dan juga kesehatan dasar bagi difabel. Setiap tahun ada dua kali kegiatan,” kata Wardana.
Baca juga: Bupati Tamba Apresiasi Penampilan Anak Difabel dalam Festival Tari Jembrana
Selain pemeriksaan kesehatan, pihaknya mengaku nantinya akan melaksanakan kegiatan pemeriksaan telinga gratis.
Kegiatan ini bekerja sama dengan Yayasan Peduli Kemanusiaan atau YPK Bali.
“Khusus pemeriksaan telinga ini kami juga akan lakukan dua kali setahun. Pertama bulan April dan kedua bulan Oktober di Rumah Bantu Dengar,” katanya.
Baca juga: 12 Srikandi Brimob Polri, Bertugas Relokasi Unjuk Rasa Kaum Wanita hingga Difabel Saat KTT G20 Bali
Pihaknya menambahkan, pemeriksaan kesehatan ini dilakukan untuk mengetahui status kesehatan siswa difabel tersebut.
“Ini juga sebagai upaya untuk mencegah timbulnya penyakit. Apabila ada penyakit agar lebih mudah juga dideteksi dan langsung dilakukan proses penyembuhan,” katanya.
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan RSUD Wangaya dan Puskesmas Denut III.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar, I Gusti Ayu Laxmy Saraswati menambahkan, selain cek kesehatan pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada orang tua yang memiliki anak terdiagnosis hiperaktif, down syndrome, maupun autis.
“Karena ada juga orangtua yang belum paham terkait penanganan anak-anak bergejala autis, maupun hiperaktif,” katanya.
Pihaknya berharap ke depannya, orang tua yang memiliki anak difabel dan belum mendapat penanganan agar melapor ke Dinas Sosial melalui Pusat Layanan Difabel.
“Sehingga mereka juga bisa kami asesment dan nanti akan masuk ke kreativitas disabilitas, kami ada memasak, melukis dan ke depannya buka kelas menari agar emosi mereka bisa balance,” katanya. (*)
Istimewa
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.