Berita Denpasar

SMP Swasta di Denpasar Kekurangan Guru Akibat Banyak yang Lolos PPPK

Banyak SMP swasta di Kota Denpasar yang kehilangan guru. Hal itu dikarenakan banyak guru yang lolos Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK

Penulis: Putu Supartika | Editor: Fenty Lilian Ariani
Tribun Bali/ Net
Ilustrassi PNS - SMP Swasta di Denpasar Kekurangan Guru Akibat Banyak yang Lolos PPPK 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Banyak SMP swasta di Kota Denpasar yang kehilangan guru.

Hal itu dikarenakan banyak guru yang lolos Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan tugas di sekolah negeri.

Apalagi rekrutmen PPPK terakhir tinggal menunggu SK penugasan dan penempatan.

Saat ini, tenaga guru yang diangkat sebagai guru PPPK sebanyak 496 orang yang akan ditempatkan di SD dan SMP Negeri yang selama ini kekurangan guru mengajar.

Hal itu membuat sekolah swasta pusing mencari guru dan sempat meminta bantuan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar. 

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Denpasar, Ni Nengah Sejati, mengungkapkan saat ini banyak guru-guru SMP swasta yang kehilangan guru karena guru mereka lolos PPPK

Sebab, selama ini sekolah di Denpasar masih kekurangan guru

"Guru-guru di swasta ini mereka melamar PPPK. Ketika mereka lolos otomatis akan ditarik ke negeri. Nah, SMP swasta ini yang sekarang bingung mencari guru apalagi sekarang mencari guru sangat susah sekali," jelasnya, Minggu 28 Januari 2024.

Saat ini guru yang lolos PPPK memang belum dipindah tugas karena SK belum turun. 

Baca juga: SOSOK Mek Yan Korban Tersambar Petir di Gubuk Sawah : Perempuan Tangguh dan Multi Talenta

Tetapi hal itu sudah pasti karena sudah diumumkan lolos dan tinggal menunggu SK turun.

"Makanya sekarang banyak sekolah swasta yang kehilangan guru bahkan puluhan," katanya. 

Salah satu sekolah swasta yang gurunya banyak diangkat PPPK yakni SMP Widia Sakti Denpasar.

Dimana mereka harus kehilangan 12 Guru. 

Sebab 10 guru sudah lolos PPPK dan 2 guru lagi masuk masa pensiun. 

"Itu saja sekaligus gurunya keluar otomatis harus berupaya cari guru lagi. Sementara sekarang mencari guru susah sampai banyak meminta bantuan ke Disdikpora untuk mencarikan guru," katanya. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved