Berita Gianyar

Produksi Beras di Gianyar Surplus 30 Ribu Ton tapi Harga Melonjak, Ini Kata Pemkab

Di tengah lonjakan harga beras di Kabupaten Gianyar, Bali, rupanya produksi beras di Kabupaten Gianyar surplus

Tribunnews
Ilustrasi beras - Produksi Beras di Gianyar Surplus 30 Ribu Ton tapi Harga Melonjak, Ini Kata Pemkab 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Di tengah lonjakan harga beras di Kabupaten Gianyar, Bali, rupanya produksi beras di Kabupaten Gianyar surplus, bahkan angkanya mencapai 30 ribu ton lebih.

Adapun penyebab kenaikan harga beras di Gianyar, tak terlepas dari pengaruh pengepul asal luar Bali.

Baca juga: Soal Lonjakan Harga Beras, Dewan Gianyar :Ini Sebuah Kegagalan Pemerintah Pusat

Di mana mereka berani membeli gabah di atas harga eceran tertinggi (HET) nasional.


Kepala Dinas Ketahanan Pangan Gianyar, Dewi Hariyani, Senin 29 Januari 2024 mengatakan, kenaikan harga beras tidak berdampak pada ketahanan pangan di Kabupaten Gianyar.

Baca juga: Beras Medium dan Premium Naik Rp1.000/Kilo, Tiga Komoditas Bahan Pokok di Jembrana Naik Sejak Kamis

Sebab Gianyar justru surplus beras di tahun 2023.

"Beras kita surplus, untuk berapa data surplusnya, itu di Dinas Pertanian," ujarnya.


Lalu, kenapa saat produksi beras surplus, harga jual beras di Gianyar justru terus menerus naik.

Baca juga: Harga Beras Terus Naik Tak Terkontrol Di Gianyar, Pedagang dan Pembeli Pusing

Di mana saat ini sudah menyentuh angka Rp15 ribu untuk beras lokal dan Rp16 ribu untuk beras premium. Sementara HET hanya Rp 13.900.

"Beras itu kan pasar bebas. Mungkin ini karena pengaruh di tempat lain," ujarnya.


Jafung Produksi Pertanian Dinas Pertanian Gianyar, Gusti Ayu Sugitarina Oka membenarkan bahwa produksi beras di Kabupaten Gianyar pada 2023 surplus 30 ribu ton.

Baca juga: Sekda Gianyar Prediksi Kenaikan Harga Beras Tak Bertahan Lama

Terkait lonjakan harga beras di tengah kelebihan beras ini, ia mengatakan hal tersebut karena pengaruh pengepul luar Bali.


Kata dia, pengepul asal luar Bali ini berani membeli gabah petani Gianyar dengan harga tinggi.

Di mana HET nasional gabah sebesar Rp 6.300 per Kg, mereka berani membeli seharga Rp 7.400 per Kg.

"Di Jawa mereka sudah kehabisan stok gabah, sehingga mencari ke sini dan membeli dengan harga tinggi. Hal inilah yang menjadi penyebab tingginya harga beras," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved