Berita Bali

Pedagang Nasi Goreng dan Nasi Jinggo Naikkan Harga, Dampak Harga Beras Terus Naik di Bali

Dampak dari naiknya harga beras, membuat para pedagang makanan menaikkan harga jual dagangan mereka.

Istimewa
Ilustrasi beras - Pedagang Nasi Goreng dan Nasi Jinggo Naikkan Harga, Dampak Harga Beras Terus Naik di Bali 

Karena itu, pihaknya meminta pemerintah pusat segera mengambil kebijakan dalam menekan harga beras yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo ini adalah melakukan intervensi pasar.

"Harus ada intervensi pasar yang dilakukan pemerintah pusat. Apalagi dekat-dekat Pemilu seperti ini. Dengan kenaikan harga ini, saya melihat ini sebuah kegagalan pemerintah pusat dalam mengeluarkan kebijakan yang menyebabkan harga beras tinggi tajam seperti sekarang," ujar Pebri.

"Pada saat pandemi Covid-19 lalu, harga beras di sekitaran Rp 10 ribu per kilogram, dan sekadang terus naik hingga kisaran harga Rp 15-16 ribu. Ini mencerminkan kegagalan pemerintah pusat," tandasnya.

Pebri kembali menegaskan, persoalan melonjaknya harga beras ini murni kegagalan pemerintah pusat. Sebab, pemerintah daerah dalam hal ini hanya bisa melakukan pengawasan pada pasar, supaya tidak ada permainan di tengkulak.

"Kami berharap agar pemerintah pusat segera mengambil sikap. Karena apa, karena ini bukan barang baru lagi. Kenaikan ini sudah sejak satu tahun sudah menjadi kekhawatiran masyarakat. Karena harga beras begitu tinggi, otomatis mempengaruhi daya beli atau kesejahteraan masyarakat. Sebab pendapatan mereka tetap seperti dulu, namun harga kebutuhan pokok masyarakat begitu melambung," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved