Berita Karangasem

Senderan dan Panyengker SDN 12 Karangasem Ambruk

Senderan dan tembok panyengker SD Negeri 12 Karangasem jebol, Senin (5/2/2024) sore hari.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Istimewa
Senderan dan tembok penyengker SD Negeri 12 Karangasem jebol, Senin (5/2) sore hari. Tembok penyengker merusak tangga rumah warga. 

TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Senderan dan tembok panyengker SD Negeri 12 Karangasem jebol, Senin (5/2/2024) sore hari.

Tembok panyengker setinggi 1.5 meter jatuh mengarah ke rumah warga, dan menyebabkan tangga rumah untuk ke lantai 2 rusak parah.

Baca juga: Warga Keluhkan Luapan Air Sungai Yeh Banges Karangasem ke Badan Jalan, Yasa: Takut Melintas

Hal ini pun menyebabkan material panyengker menutupi jalan masuk rumah.

Kepala BPBD Karangasem, IB Ketut Arimbawa, mengungkapkan, senderan serta panyengker ambruk saat turun hujan.

Hal ini diduga karena tidak kuat menahan volume air meningkat saat hujan deras sehingga tanahnya menjadi labil dan menyebabkan  senderan jebol. 

Baca juga: Kamar Gede Dana Jebol Setelah Dihantam Longsoran Senderan di Karangasem, Kerugian Capai Rp 30 Juta


"Panjang senderan yang jebol hampir 20 meter, sedangkan tinggi 1.5 meter. Untungnya tak ada korban jiwa maupun luka. Hanya kerugian materiil. Untuk nominal kerugian belum dipastikan," jelas IB Arimbawa, Selasa (6/2/2024).


BPBD Karangasem sudah melaksanakan asesmen ke lokasi. Rencana penangganan akan dilakukan, Selasa (6/2/2024).

Baca juga: Tarif Parkir di Tempat Khusus Naik Per 1 Januari 2024, Tarif Parkir Mobil di Karangasem Jadi 3.000

Dari kesepakatan warga dan kepala wilayah, penangganan akan dilakukan secara bergotong-royong dengan warga.

"Ada beberapa bencana alam yang terjadi kemarin  selain peristiwa tembok panyengker ambruk. Seperti bencana pohon tumbang. Tapi tidak ada korban jiwa dan luka. Hanya menutupi akses badan jalan,"tambah Arimbawa.


Pejabat asal Kabupaten Singaraja mengimbau agar warga di Karangasem selalu waspada dan hati - hati terhadap kasus pohon tumbang dan longsor.

Baca juga: Tarif Parkir di Tempat Khusus Naik Per 1 Januari 2024, Tarif Parkir Mobil di Karangasem Jadi 3.000

Terpenting yakni menjauhi pohon besar yang usia dan kondisinya sudah lapuk, mengingat cuaca di Karangasem anomali sehingga warga harus mengenali lingkungannya.


"Kita imbau warga untuk tetap berhati - hati dan  waspada di saat cuaca ekstrem. Dilarang mendekati daerah tebing yang potensi terjadi longsor dan dekat pepohonan. Tujuannya mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Seperti tertimpa tebing pohon," tambahnya. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved