Berita Jembrana

78 Pohon Perindang Pinggir Jalur Nasional Bakal Ditebang Berpotensi Tumbang Karena Lapuk Bahkan Mati

78 Pohon Perindang Pinggir Jalur Nasional Bakal Ditebang Berpotensi Tumbang Karena Lapuk Bahkan Mati

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Fenty Lilian Ariani
Istimewa
Petugas saat melakukan pendataan serta penanganan pohon lapuk bahkan mati di pinggir jalur nasional Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk wilayah Jembrana. 

NEGARA, TRIBUN-BALI.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana telah mendata kondisi pohon perindang di sepanjang jalur nasional wilayah setempat.

Hasilnya, ada ratusan pohon yang akan ditebang karena kondisinya lapuk dan mati serta yang perlu pemangkasan.

Adalah salah satu upaya untuk menghindari terjadinya potensi pohon tumbang yang kerap mengakibatkan jalur nasional lumpuh, kerugian material bahkan korban jiwa.

Menurut data yang berhasil diperoleh, sepanjang jalur nasional wilayah Jembrana sedikitnya ada 78 pohon perindang dengan kategori lapuk bahkan mati.

Sementara untuk pohon perindang yang perlu pemangkasan sekitar 37 pohon. 

"Sejak awal tahun kita lakukan penanganan. Baik itu penebangan pohon lapuk/mati maupun pemangkasan juga," kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra saat dikonfirmasi, Kamis 8 Februari 2024. 

Dia melanjutkan, pendataan dan penanganan tersebut adalah salah satu upaya untuk mencegah terjadinya pohon tumbang yang berpotensi membuat jalur nasional lumpuh.

Kemudian menimbulkan kerugian material misalnya menimpa kendaraan saat melintas.

"Terpenting mencegah timbulnya korban jiwa akibat pohon tumbang. Di beberapa wilayah lain pernah terjadi seperti itu. Apalagi saat ini cuaca ekstrem kerap terjadi. Terutama hujan deras disertai angin," tegasnya.

Baca juga: Beri Kenyamanan Saat Libur Panjang, Polsek Blahbatuh Intensifkan Patroli DTW dan Rumah Kosong


Selama ini, kita dia, pihaknya bersama instansi terkait telah melakukan penanganan terhadap ratusan pohon perindang dengan kategori perlu penebangan dan juga pemangkasan.

Meskipun belum semua tertangani, pihaknya optimis dalam waktu dekat ini bisa terselesaikan. Sehingga potensi ancaman bencana visa diminimalisir. 

"Kalau sekarang mungkin baru 40 persen. Wilayah timur seperti Pekutatan dan Mendoyo masih banyak. Kita lakukan bertahap," sebutnya. 

Dia mengimbau, dengan adanya potensi tersebut masyarakat diminta untuk tetap waspada.

Terlebih saat hujan deras disertai angin kencang agar tidak berkendara.

Jika dalam perjalanan sebaiknya menepi untuk beristirahat sejenak guna mengantisipasi hal yang tak diinginkan terjadi. 

"Kami imbau untuk selalu waspada. Karena ancaman bencana bisa terjadi dimana saja dan kapan saja," tandasnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved