Terungkap, Identitas Pria Tewas Terjatuh di Tukad Cangkir Gianyar Seorang Guru SD di Bangli

"Setelah ditelusuri, ditemukan korban sudah tak bernyawa di sungai. Diduga meninggal karena benturan. Kronologis kejadian belum diketahui, masih dalam penyelidikan pihak terkait," ujarnya.

Diduga Berkendara dengan Kecepatan Tinggi

Baca juga: Motor Terpental Sejauh 15 Meter, Kadek Karmawan Ditemukan Meninggal Setelah Terjun ke Tukad Cangkir

Sebelumnya diberitakan, pria jatuh di Tukad Cangkir Gianyar belum diketahui identitasnya karena tidak ada kartu identitas pada tubuh korban.

"Tidak ada (identitas). Jenazah langsung dibawa ke RS Bangli. Katanya dari Bebalang, karena tadi ada Bhabinkamtibmas Bebalang, mengecek kendaraan korban," ujar Dibya.

Kondisi tubuh korban cukup memperihatinkan.

Ia diduga berkendara kecepatan penuh, lalu menabrak pembatas jalan, dan jatuh ke bawah jembatan dengan kedalaman sekitar 15 meter.

"Ada benturan dengan pipa besi sebelah utara. Kalau di sana pasti kecepatan tinggi. Motornya kita temukan di jalan, terpental jauh ke barat sekitar 15 meter. Motor langsung dievakuasi ke Polsek. Sementara korban kita temukan 20 meter dari perkiraan titik jatuh," ujar Dibya.

Pihaknya tidak menemukan kendala dalam proses pencarian.

Adapun yang memakan waktu cukup lama, dikarenakan saat awal evakuasi situasinya sangat gelap.

"Korban ditemukan di lokasi yang sama dengan siswa yang mengakhiri hidupnya kemarin. Bedanya, siswanya ditemukan di atas batu, korban yang ini di air," kata Dibya.

Kecelakaan Maut Sebelumnya Juga Terjadi di Bypass IB Mantra Saba Blahbatuh

Selain di Tukad Cangkir, kecelakaan tunggal yang menewaskan pengendara sebelumnya juga terjadi di Bypass Prof Ida Bagus Mantra, tepatnya di jembatan kawasan Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar.

Kecelakaan itu terjadi pada Minggu 11 Februari 2024 malam.

Identitas korban belum diketahui.

Namun diketahui saat itu ia mengendarai sepeda motor Kawasaki Ninja.

Saat ini kasus tersebut sedang ditangani Satlantas Polres Gianyar.

Informasi dihimpun Senin 12 Februari 2024, peristiwa ini berawal saat korban datang dengan kecepatan tinggi dari arah Denpasar menuju arah Klungkung.