Pengendara Motor Jatuh ke Tukad Cangkir

Demi Ibu, Fakta Baru Kadek Karmawan Masih Terlihat Pukul 01.00, Sebelum Tewas di Gianyar

Demi Ibu, Fakta Baru Kadek Karmawan Masih Terlihat Pukul 01.00, Sebelum Tewas di Gianyar

Kolase Tribun Bali
Demi Ibu, Fakta Baru Kadek Karmawan Masih Terlihat Pukul 01.00, Sebelum Tewas di Gianyar 

 


TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Insiden kecelakaan hingga merenggut nyawa seorang guru honorer bernama I Kadek Karmawan di Tukad Cangkir, Kabupaten Gianyar masih menjadi sorotan publik.

Sosok guru honorer di SDN 3 Susut itu diketahui mengalami kecelakaan hingga meninggal dunia sekitar Senin 12/2/2024) dini hari.

Pasca ditemukan meninggal dunia di Tukad Cangkir, Kabupaten Gianyar, jenazah I Kadek Karmawan segera dibawa ke RSU Bangli.

Pihak keluarga langsung melaksanakan upacara mekinsan ring gni untuk jenazah Kadek Karmawan pada Senin (12/2/2024) siang.

Baca juga: 922 Polisi Akan Menjaga Proses Pencoblosan dan Penghitungan Suara di Gianyar Besok

Pantauan tribun-bali.com, banyak pelayat yang datang ke rumah duka di Lingkungan Bebalang.

Baik kerabat, krama/masyarakat hingga rekan sesama guru. Ini dikarenakan Kadek Karmawan merupakan seorang guru Olahraga di SDN 3 Susut.

Ayah Kadek Karmawan yakni I Nyoman Rapia mengungkapkan, pada Minggu (11/2/2024) malam, Kadek Karmawan sempat izin untuk latihan megambel dan dilanjutkan melayat. Sebab ada warga Bebalang yang meninggal dunia. 

Setelah menyampaikan hal itu, tidak ada lagi komunikasi. Pihaknya juga tidak tahu secara pasti, apa tujuan anaknya ke Gianyar.

Baca juga: Banyak Caleg Datangi Tempat Angker agar Lolos Pemilihan, Tim Sukses Kerap Bergidik Ngeri

"Saya malam itu menjaga istri, karena sedang dirawat di rumah sakit. Anak saya bilang mau latihan dan medelokan (melayat). Tidak ada bilang mau ke Gianyar. Tapi dengan temannya bilang mau ke Gianyar membeli obat. Obat itu mungkin untuk ibunya karena lagi sakit," ungkapnya.

Diperkirakan Karmawan berangkat ke Gianyar sekitar subuh. Sebab sekitar pukul 01.00 wita, Karmawan diketahui masih berada di lokasi melayat.

Hingga pada keesokan harinya sekitar pukul 07.30 wita, Nyoman Rapia mendapat kabar bahwa anaknya mengalami kecelakaan di wilayah Gianyar.

Hanya saja keberadaannya belum ditemukan. 

"Saya meminta tolong kerabat agar mencari keberadaannya di rumah sakit. Hingga tak berselang lama saya mendapat kabar jika anak saya ditemukan sudah meninggal dunia. Saat itu saya tidak bisa berkata-kata lagi," ucap pria yang juga Kepala Sekolah SDN 3 Bunutin, Bangli ini. 

Nyoman Rapia mengatakan jika sebelum kejadian, pihannya tidak ada firasat apapun. Mengingat anaknya hanya minta izin megambel dan medelokan. "Tidak ada hal-hal aneh lainnya, semua seperti biasa," imbuhnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved