86 Pasien RSJ Bali Berikan Hak Suaranya Pada Pemilu 2024

"Ini berkaitan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Mulai dari sisi kemampuan, yakni bebas dari gejala dan gangguan serta administrasi," ucapnya. 

Alasan pemungutan suara berlangsung di Gedung Diklat RSJ Bali, lantaran di gedung tersebut memiliki beberapa ruang.

Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul di TPS Ketua TKD Jembrana, Raih 179 Suara di Satu TPS

Ruangan tersebut kosong karena pegawai libur, sehingga dimanfaatkan sebagai bilik pencoblosan. 

"Kami tidak menyiapkan bilik pencoblosan, melainkan ruangan yang tertutup. Di mana pasien-pasien bisa mencoblos dengan tenang dan asas bebas dan rahasia," ujarnya.  

Dalam pemungutan suara, Pasien ODGJ memiliki kebebasan dan keputusan sendiri.

Diakui memang pasien akan didampingi oleh perawat saat menuju ke gedung pemungutan suara.

Namun ketika menentukan pilihannya, pasien tidak didampingi. 

"Sebelum diberikan hak pilihnya, pasien terlebih dahulu diperiksa. Pemeriksaannya tidak secara khusus, melainkan hanya untuk memastikan adanya gangguan dalam pikiran, emosi, perilaku, kehendak, agresifitas, termasuk keinginan menyerang terhadap diri sendiri dan orang lain. Hasil pemeriksaan, semua para pasien dalam keadaan baik. Dari sisi itulah kita lihat kesanggupannya dalam melakukan tindakan prosedur pencoblosan," jelasnya. 

(*)
Dikatakan pula, pada H-1 pemungutan suara sudah dilakukan sosialisasi pada para pasien di RSJ. Diakui antusias pasien cukup tinggi. Bahkan ada beberapa pertanyaan dari pasien. Salah satunya mengenai jumlah surat suara yang didapatkan apabila dari luar daerah.

"Dari pihak penyelenggara juga sempat menanyakan mengenai perbedaan kertas suara. Dan pasien bisa menjawab jika kertas suara presiden dan wakil presiden berwarna abu-abu," tandasnya.