KPU Jembrana Segera Salurkan Santunan Kematian Rp36 Juta, Akan Diberikan ke Ahli Waris Besok

NEGARA, TRIBUN-BALI.COM - Pemilu 2024 di Jembrana tergolong berjalan aman dan damai. Namun begitu, di Jembrana sedikitnya ada tiga orang penyelenggara yang sakit dan satu Petugas Ketertiban (PK) atau linmas meninggal dunia.

Ia disebutkan meninggal dunia usai ikuti membangun TPS atau sebelum proses pemungutan suara.

Atas hal itu, santunan kematian senilai Rp36 Juta serta bantuan biaya pemakaman Rp 10 Juta yang rencananya diberikan Rabu 21 Februari 2024.

Menurut informasi yang diperoleh, warga bernama Sai'un Anam bertugas sebagai Linmas atau Petugas Ketertiban (PK) TPS 006 Desa Tuwed, Kecamatan Melaya. Ia awalnya mengikuti proses persiapan atau pembuatan TPS. Kemudian pulang untuk istirahat dan sembahyang di Masjid setempat.

Tak lama ia kemudian meninggal dunia.

Ketua KPU Jembrana, I Ketut Adi Sanjaya mengatakan, sesuai dengan Keputusan KPU Nomor 59 tahun 2023 tentang santunan kematian dan kecelakaan kerja bagi badan adhoc penyelenggara Pemilu, yang bersangkutan PK TPS 006 Desa Tuwed akan diberikan santunan kematian serta bantuan biaya pemakaman.

Nilainya adalah Rp36 Juta untuk santunan kematian serta Rp10 Juta untuk bantuan biaya pemakaman. 

Baca juga: Saat Rekapitulasi Penghitungan Suara, Pengawas Pemilu Wajib Lakukan Dokumentasi Lengkap

"Semua administrasi sudah selesai. Rencananya besok pagi kita serahkan atau salurkan ke ahli warisnya. Dan untuk diketahui, beliau yang meninggal dunia tidak tercover BPJS Ketenagakerjaan," jelas Adi Sanjaya. 

Kemudian selain itu, kata dia, ada tiga orang petugas KPPS serta PK TPS yang mengalami sakit.

Namun dua diantaranya telah sembuh dan pulang.

Sementara satu orang KPPS masih dirawat di rumah sakit swasta dan sudah ditanggung BPJS Kesehatan.

"Semoga santunan bisa meringankan dan membantu pihak keluarga yang ditinggalkan," harapnya.(*)