Berita Buleleng
Lahan di Banyuasri Buleleng Mulai Ditanami 12 Ribu Bibit Cabai
Lahan milik aset Pemkab Buleleng seluas 1,9 hektar di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng mulai dimanfaatkan menjadi city farming
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Fenty Lilian Ariani
"Jadi kesannya beras didatangkan dari luar, padahal itu gabahnya dari Bali. Solusi kedepan kami akan membangun penggilingan gabah modern dengan kapasitas yang besar, sehingga tidak ada lagi gabah yang dikirim ke luar. Kami masih mengkaji daerah mana yang cocok untuk dibangun penggilingan gabah ini," terangnya.
Baca juga: Frekuensi Penerbangan dari Sydney, Melbourne, dan Seoul ke Bali Akan Ditambah
Ditambahkan Dewa Indra, banyak lahan milik Pemprov Bali yang tersebar di wilayah timur hingga barat Buleleng.
Dirinya pun mempersilahkan Pemkab berkolaborasi dengan Kodim 1609/Buleleng untuk memanfaatkan lahan tersebut untuk ditanami beberapa komiditas.
"Kalau semua produksi diserap oleh Perumda lalu dibawa ke pasar, pasti bisa mempengaruhi harga. Jadi Pemkab silahkan mengembangkan program seperti ini dengan memanfaatkan lahan milik Pemprov, tinggal dipetakan tanaman apa yang cocok," tandasnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali R Erwin Soeriadimadja mengatakan, pihaknya membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan khususnya cabai.
Mengingat dalam setahun, cabai menjadi salah satu pemicu terjadinya inflasi di Buleleng hingga sebanyak enam kali.
"Cabai jadi faktor pendorong inflasi di Buleleng. Bergerak antara 0,1 sampai 0,4 jadi sangat tinggi sekali. Jadi saat ini kami suport 12 ribu bibit cabai, mudah-mudahan bisa membantu menstabilkan harga cabai di Buleleng. Selain itu kami juga fokus pada komoditas pangan strategis lainnya seperti beras, bawang dan ikan. Ikan mampu membantu pertumbuhan ekonomi sebab ada aspek hilirisasi produk pangannya," katanya.
Ditambahkan Erwin, di tahun 2024 ini pertumbuhan ekonomi di Bali diproyeksikan bergerak diangka 5-5,8 persen.
Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang berada diangka 4,7-5,5 persen.
Agar tetap bertumbuh, faktor pendorong dari sektor pariwisata ungkap Erwin harus tetap dipertahankan.
Selain itu sektor pertanian juga harus ditingkatkan, serta terus mendorong sektor investasi.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.