Berita Jembrana

Nyawa Melayang Dihadapan Suami, Kecelakaan Tragis Renggut Nyawa Ni Nengah Widiantari di Jembrana

Nyawa Melayang Dihadapan Suami, Kecelakaan Tragis Renggut Nyawa Ni Nengah Widiantari di Jembrana

Istimewa
Ilustrasi kecelakaan 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Kasus kecelakaan hingga merenggut nyawa terjadi di Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk wilayah Jembrana, Rabu 28 Februari 2024 kemarin.

Akibat kecelakaan tersebut nyawa Ni Nengah Widiantari (49) melayang dengan kondisi cidera kepala berat (CKB).

Dari data yang dihimpun korban kecelakaan merupakan warga Batubulan, Gianyar.

Baca juga: SELAMAT JALAN Dokter Andaru, Adu Jangkrik Trail vs Pikap di Jalan Raya Kapas, Korban Tewas di TKP

Tak disangka, mengendarai motor bersama jadi pertemuan terakhir Ni Nengah Widiantari dan suaminya I Ketut Suparta.

Pasca kecelakaan, Ni Nengah Widiantari meninggal dunia saat perjalanan menuju Puskesmas Selemadeg Barat, Tabanan, Rabu 28 Februari 2024 kemarin.

Menurut informasi yang diperoleh, peristiwa kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 15.30 WITA, Rabu 28 Februari 2024 kemarin.

Baca juga: Ni Made Wardani Kaget Saat Made Sumerta Beraksi di Sesetan Denpasar, Berakhir Ditendang Warga

Peristiwa kecelakaan itu terjadi tepatnya di kilometer 57-58 Banjar Pengeragoan Dangin Tukad, Desa Pengeragoan Kecamatan Pekutatan, Jembrana.

Bermula dari sepeda motor matik DK 3277 FCU yang dikemudikan oleh I Ketut Suparta (55) membonceng istrinya Ni Nengah Widiantari yang bergerak dari arah Gilimanuk menuju Denpasar (barat ke timur).

Setibanya di TKP saat cuaca sedang hujan kemudian melewati tikungan ke kiri, pengemudi hendak mengambil haluan ke kanan mendahului sebuah truk tractor head Pertamina DK 8937 BU.

Saat dikonfirmasi jalur kanan, tiba-tiba saja ada kendaraan lain dari jalur lawan.

Sehingga ia dan korban melakukan pengereman hingga oleng lalu terjatuh. 

Korban Ni Nengah Widiantari jatuh ke kiri dan masuk ke bawah kolong kendaraan truk tractor head Pertamina.

Kemudian tergilas roda kanan belakang pada posisi jalur jalan sebelah kiri dari arah Gilimanuk (arah barat).

Akibat kejadian tersebut, korban dalam kondisi cidera kepala berat (CKB), luka kepala kiri sampai pipi, leher tampak memar dan bengkak, keluar darah dari kedua hidung, jejas dada kiri.

Korban kemudian dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan menunju Puskesmas Selemadeg Barat, Tabanan. 

"Jadi yang mengalami out of control itu suami istri. Istrinya terjatuh ke kiri," kata Kasat Lantas Polres Jembrana, AKP Yusuf Dwi Admodjo saat dikonfirmasi, Kamis 29 Februari 2024. 

Dia melanjutkan, korban kecelakaan tersebut meninggal dunia saat perjalanan menuju Puskesmas terdekat.

Ia mengalami cidera kepala berat karena sempat terlindas ban belakang truk yang sebelumnya didahului. 

"Saat ini kami masih penyelidikan dan sudah memeriksa sejumlah saksi," tegasnya. 

Ia mengimbau kepada seluruh pengendara agar tetap berhati-hati saat berkendara terlebih lagi saat musim hujan di jalur nasional.

Beberapa peristiwa kecelakaan disebabkan oleh hujan deras kemudian sepeda motor tergelincirnya.

"Kami tekankan kepada seluruh masyarakat tetap mentaati lalulintas dan beristirahat sejenak ketika terjadi cuaca ekstrem atau hujan deras disertai angin," imbaunya. 

Balita Tewas Akibat Sikap Gegabah Ibunya

Sementara itu, kecelakaan tragis juga terjadi di Semarang, Jawa Tengah.

Pengendara motor yang merupakan ibu dan anak nekat menerobos perlintasan kereta api tanpa palang.

Keduanya tertabrak kereta.

Sang ibu dalam kondisi kritis dan anaknya yang masih berusia 4 tahun meninggal.

Peristiwa itu terjadi di perlintasan sebidang Jalan Sedayu, Pindrikan Lor, perbatasan antara Kecamatan Semarang Tengah dan Semarang Utara pada Kamis (29/2/2024) sekitar pukul 15.30 WIB.

Polsuska KAI Daop 4 Semarang Yulius Dwi Puji Cahyono mengatakan, jasad korban anak perempuan itu terseret dan tersungkur di perlintasan rel kereta api dekat jembatan Banjir Kanal Barat.

Selain itu, sepeda motor korban juga ringsek dan terseret sampai dekat Bandara Ahmad Yani.

"Itu kereta untuk perbaikan rel. Korbannya ibu dan anak, Ibu terpental, kondisi kritis.

Kemungkinan patah leher.

Untuk anak, sama motor terseret terbawa kereta MTT.

Anak terjatuh di jembatan Banjir Kanal Barat, motor kebawa sampai ke bandara Lanumad Ahmad Yani," ujar Yulius melalui keterangan tertulis, Kamis.

Abaikan peringatan kereta 

Sementara itu, Humas Daop 4 Semarang Franoto Wibowo menambahkan, sebelum kejadian pihaknya sudah membunyikan klakson (semboyan 35) berulang kali.

Namun pengemudi motor tetap nekat menerobos.

"Imbasnya tidak ada kerusakan sarana KA KPJR, namun ada andil keterlambatan sebanyak 38 menit untuk pemeriksaan sarana," jelas Franoto.

Sebagai evaluasi, pihaknya dan instansi terkait akan terus melakukan sosialisasi UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas Angkutan jalan.

Hal ini sebagai pencegahan kecelakaan di perlintasan sebidang agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.

"Kami menegaskan kembali kepada masyarakat pengguna jalan, bahwa pengendara wajib mendahulukan perjalanan KA ketika akan melewati perlintasan sebidang," paparnya.

Korban yang selamat imbuhnya, dilarikan ke rumah sakit Pantiwiloso Citarum untuk mendapatkan perawatan medis.

Sementara jasad anaknya dibawa ke RSUP dr Kariadi Semarang guna keperluan lebih lanjut. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved